TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Laporan AS: China Dalangi Peredaran Produk Bajakan di Dunia

AS rilis daftar pasar yang fasilitasi peredaran barang palsu

Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, IDN Times – Pejabat Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), Katherine Tai, mengatakan dalam laporannya bahwa China menjadi pemimpin dunia untuk produk palsu dan bajakan. Melalui laporan yang dirilis pada Selasa (31/1/2023), aplikasi WeChat disebut sebagai salah satu platform terbesar untuk barang palsu.

“Barang palsu dan bajakan dari China, bersama dengan barang yang dikirim dari China ke Hong Kong, menyumbang 75 persen dari nilai barang palsu dan bajakan yang disita oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS pada 2021,” kata laporan AS, dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: China Marah Presiden Baru Ceko Teleponan dengan Pemimpin Taiwan

1. Banyak barang palsu beredar melalui WeChat

Ikon aplikasi WeChat. (pixabay.com)

Pemerintah AS mengidentifikasi 39 pasar online dan 33 pasar fisik, yang dilaporkan terlibat atau memfasilitasi pemalsuan merek dagang atau pembajakan hak cipta yang substansial.

“Ini termasuk terus mengidentifikasi ekosistem e-commerce WeChat sebagai salah satu platform terbesar untuk barang palsu di China,” kata laporan itu.

WeChat adalah aplikasi obrolan paling populer di China, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif, dan dimiliki oleh perusahaan teknologi China Tencent.

2. AS rilis daftar pasar yang fasilitasi peredaran barang palsu

logo WeChat di Kantor Pusat WeChat, Guangzhou, Tiongkok. instagram.com/nicezhao/

Laporan tersebut menuduh WeChat menyediakan ekosistem e-niaga yang memfasilitasi distribusi dan penjualan produk palsu kepada pengguna platform WeChat secara keseluruhan.

Pasar daring yang berbasis di China, seperti AliExpress, Baidu Wangpan, DHgate, Pinduoduo, dan Taobao, tetap menjadi bagian dari daftar pasar terkenal, bersama dengan tujuh pasar fisik di China yang banyak menggunakan etalase fisik untuk mendukung penjualan barang palsu secara online.

Pemerintah AS menambahkan, situs e-commerce yang dioperasikan oleh Tencent dan raksasa teknologi China, Alibaba Group, ke dalam Daftar Notorious Markets (istilah yang merujuk pada pasar yang memfasilitasi pembajakan hak cipta atau peredaran barang palsu) pada awal 2022.

“Daftar Pasar Terburuk adalah alat penting yang mendesak sektor swasta dan mitra dagang kami untuk mengambil tindakan terhadap praktik berbahaya ini,” kata Ms Tai pada Selasa.

Baca Juga: Tingkatkan Populasi, Provinsi di China Izinkan Punya Anak Tanpa Nikah 

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya