TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eks PM Sebut Perekonomian Malaysia Tidak Dikelola dengan Baik

Muhyiddin soroti inflasi, kurs ringgit, dan ruginya industri

Eks Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin (instagram.com/muhyiddinyassin_official)

Jakarta, IDN Times - Eks Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yasin, kembali mengeluarkan kritik pedasnya terhadap Pemerintah Malaysia. Muhyiddin mengatakan PM Malaysia lebih baik menyerukan pemilihan umum jika tidak dapat mengelola ekonomi negara dengan baik.

Ketua Perikatan Nasional tersebut mengungkapkan pernyataan tersebut melalui akun Facebook miliknya pada Senin (19/9/2022). Muhyiddin juga mengatakan bahwa Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob tidak dapat mengabaikan melemahnya kurs ringgit yang mempengaruhi harga impor makanan.

Baca Juga: Genjot Pemulihan Ekonomi, RI dan Malaysia-Thailand Sepakati Kerja Sama

Baca Juga: Tekan Inflasi, Bank Negara Malaysia Kerek Suku Bunga Jadi 2,50 Persen

1. Muhyiddin sebut Pemerintah Malaysia tidak menangani isu ekonomi dengan serius

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

The Star melaporkan Muhyiddin Yassin meyakini perekonomian Malaysia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. "Apakah ini baik-baik saja? Tidak, sedang tidak dalam kondisi baik," katanya. 

"Isu penurunan nilai ringgit ini tidak ditanggapi serius. PM belum turun tangan menjelaskan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk melawan anjloknya nilai ringgit," ujarnya. "Saya tahu tidak semuanya baik-baik saja," kata mantan perdana menteri itu.

Dia mengutip studi oleh Merdeka Center pada 2021 dan Mindshare yang menunjukkan bahwa masyarakat Malaysia dengan pendapatan rendah menghadapi kesulitan ekonomi selama kenaikan harga. Selain itu, dia juga menyebutkan pelemahan ringgit juga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Malaysia Buka 8.000 Job Order Pekerja Ladang Sawit, Gaji Rp5 - 7 Juta 

2. Muhyiddin: hanya18 persen masyarakat Malaysia yang puas terhadap perekonomian

Mantan perdana menteri dan presiden Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) mengatakan penurunan nilai ringgit, meningkatnya inflasi dan ekonomi pascapandemik telah membawa kesulitan bagi rakyat. Dia merasa kecewa terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Malaysia.

“Tampaknya perdana menteri tidak memandang masalah ini sebagai hal yang penting," kata Muhyiddin. Dia juga mengklaim bahwa tak banyak masyarakat Malaysia yang puas terhadap kinerja Pemerintah Malaysia saat ini.

“Mungkin karena hanya 35 persen masyarakat yang puas dengan kinerjanya,” katanya, dilansir Malay Mail. Tak hanya itu, Muhyiddin juga mengatakan bahwa hanya 18 persen warga Malaysia yang puas dengan pengelolaan ekonomi negara tersebut.

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya