Tekan Inflasi, Bank Negara Malaysia Kerek Suku Bunga Jadi 2,50 Persen

Kenaikan harga komoditas penyebab tingginya inflasi

Jakarta, IDN Times - Bank Negara Malaysia (BNM) menaikkan suku bunga acuan untuk pertemuan ketiga secara berturut-turut pada Kamis (8/9/2022) sebesar 25 basis poin menjadi 2,50 persen.

"Kenaikan suku karena tampaknya akan menjinakkan kenaikan inflasi," tulis BNM dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Channel News Asia pada Kamis (8/9/2022).

Baca Juga: Ekspor Meroket, Surplus Perdagangan Malaysia Naik 14,3 Persen

1. Tekanan inflasi di Malaysia tetap tinggi dikarenakan kenaikan harga komoditas

Tekan Inflasi, Bank Negara Malaysia Kerek Suku Bunga Jadi 2,50 PersenIlustrasi Malaysia (IDN Times/Santi Dewi)

BNM menambahkan tekanan inflasi di Malaysia tetap tinggi dikarenakan kenaikan harga komoditas dan pasar tenaga kerja yang ketat. Meskipun, terkait dengan isu pangan BNM menyebutkan jika rantai pasokan global terus mereda.

"Akibatnya, bank sentral diperkirakan akan terus menyesuaikan pengaturan kebijakan moneter dengan lebih cepat untuk mengurangi tekanan inflasi," lapor BNM.

2. Kebijakan The Fed pengaruhi ringgit Malaysia

Tekan Inflasi, Bank Negara Malaysia Kerek Suku Bunga Jadi 2,50 PersenAFP/Tengku Bahar

Secara khusus, lanjut BNM, penyesuaian yang dilakukan secara agresif oleh The Fed dengan menaikkan suku bunga AS telah berkontribusi pada dolar AS yang terjaga dengan kokoh.

"Hal tersebut sehingga mengakibatkan volatilitas yang lebih tinggi di pasar keuangan, mempengaruhi mata uang utama, dan pasar berkembang lainnya, termasuk ringgit," tulis BNM.

Baca Juga: Bos The Fed: Kenaikan Suku Bunga Bisa Kembali Terjadi

3. Kebijakan moneter yang tepat berkontribusi pada kinerja pertumbuhan Malaysia yang lebih kuat

Tekan Inflasi, Bank Negara Malaysia Kerek Suku Bunga Jadi 2,50 PersenANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng

Untuk ekonomi Malaysia, BNM menyebutkan transisi ke pandemi ke endemi COVID-19 dan langkah-langkah kebijakan fiskal yang tepat telah berkontribusi pada kinerja pertumbuhan yang lebih kuat pada kuartal kedua tahun 2022.

"Ke depan, indikator menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan, didukung oleh dukungan dari pengeluaran sektor swasta," tulis BNM. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya