TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bisakah Terget Rupiah Menguat hingga Rp15.000 di Akhir Tahun Terwujud?

Pemerintah sedang gencar menerbitkan surat utang

ilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sejumlah kesempatan, telah menyatakan optimistisnya bahwa rupiah bakal menguat hingga Rp15.000 pada akhir tahun. Menanggapi hal itu, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai impian Gubernur BI tersebut sangat mungkin terwujud.

"Akhir tahun bisa saja rupiah Rp15000, bahkan saya optimistis bisa di bawah Rp15.000," kata dia kepada IDN Times, Rabu (21/4).

Baca Juga: Ini Penjelasan Gubernur BI Soal Kewenangan Beli SUN di Pasar Primer

1. Langkah pemerintah menerbitkan SUN dinilai akan berdampak terhadap penguatan rupiah

IDN Times/Hana Adi Perdana

Keyakinan itu, menurutnya, bukan tanpa alasan. Langkah pemerintah dalam mencari utang melalui penerbitan surat utang negara (SUN) dinilainya, akan menjadi angin segar bagi rupiah.

"Jika pasar melihat utang obligasi atau surat utang negara cukup bagus karena suku bunganya cukup tinggi daripada negara lain seperti Vietnam, India. Sehingga, pasar asing akan masuk ke Indonesia. Ini yang akan menjadikan rupiah menguat," tuturnya.

2. BI akan segera melakukan lelang SUN

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kondisi Ekonomi terkini (Tangkapan Layar Bank Indonesia)

Sebelumnya, BI memprediksi aliran dana masuk dari lelang surat utang akan membawa pergerakan rupiah ke level Rp15.000 pada akhir tahun. Perry menilai kepercayaan investor mulai pulih terhadap pasar Indonesia.

Di tengah kondisi saat ini pun, BI pun diperbolehkan membeli surat utang, baik surat berharga negara (SBN) maupun surat berharga syariah negara (SBSN) di pasar perdana. Hal ini dimungkinkan setelah terbit Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020.

BI dan Kementerian Keuangan tengah menyelesaikan aturan teknis untuk pelaksanaan pembelian SUN sesuai turunan Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 tersebut.

"Secara teknis kami terus mempersiapkan secara baik. Kalau memang siap, lelang minggu depan, mulai elasa. Paling lambat, lelang pada minggu berikutnya," kata Perry beberapa hari lalu.

Baca Juga: Mau Investasi? Coba Surat Berharga Negara yang Baru Terbit Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya