Grab dan Gojek Dikabarkan Merger, Konsumen Khawatirkan Ini
Apa ya harapan mereka?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Grab dan Gojek dikabarkan akan melakukan aksi merger, isu ini pun akhirnya menjadi sorotan di tengah masyarakat. Kepada IDN Times, mayoritas para pengguna transportasi online tersebut mengaku tidak setuju jika benar keduanya akan melakukan merger.
Lantas seperti apa tanggapan masyarakat terkait isu yang tengah beredar ini?
Baca Juga: Menanti Perkawinan 2 Unicorn: Gojek Masih Abu-abu, Grab Pede Memimpin
1. Dikhawatirkan memicu terjadinya monopoli
M.Fajri (26 tahun), seorang konsumer mengaku keberatan jika Grab dan Gojek benar digabungkan. Dia khawatir rencana tersebut akan memicu terjadinya monopoli.
"Tidak setuju, karena akan terjadi monopoli yang bisa merugikan konsumen," katanya kepada IDN Times, Senin (28/12/2020).
Wajar saja jika dirinya khawatir, lantaran sehari-hari Fajri mengandalkan jasa transportasi online tersebut untuk membantunya berangkat mencari sesuap nasi di Ibu Kota. Maklum Fajri merupakan perantau dari Kota Padang Sumatera Barat.
Tak hanya menggunakan jasa transportasi sebagai antar jemput, dia juga mengatakan bahwa dirinya sering menggunakan berbagai macam layanan melalui fitur yang ditawarkan aplikasi Grab dan Gojek.
"Sering banget di pakai dari layanan transportasi, pesan makan, antar barang, hingga pembayaran tagihan seperti kartu pascabayar dan BPJS kesehatan untuk orang tua.
Dia menyebut, dengan adanya lebih dari satu penyelenggara Ride Hailing, bisa membuat persaingan yang menumbuhkan berbagai macam inovasi.
Editor’s picks
Baca Juga: Grab Minta CEO-nya Jadi Bos Seumur Hidup Saat Merger dengan Gojek