TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IHSG Hari Pertama Oktober Berakhir Cerah, Bagaimana Besok?

Simak prediksi analis

Petugas membelakangi layar informasi pergerakan harga saham pada layar elektronik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat 100,05 poin atau 2,05 persen ke level 4.970, pada perdagangan, Kamis (1/10/2020). Sebanyak 295 saham menguat, 127 saham melemah, dan 137 saham tidak mengalami perubahan.

Adapun investor mencatatkan transaksi sebesar 127,714 juta lembar saham, dengan frekuensi sebesar 591,338 kali. Investor membukukan transaksi senilai Rp71,86 triliun.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Gak Bisa Andalkan Investasi Saja, Ini Alasannya 

1. Saham di sektor infrastukrur menguat 4,97 persen

Ilustrasi Harga Saham Turun (Bearish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara saham-saham di sektor infrastruktur menguat 4.97 persen atau naik signifikan disusul sektor aneka industri atau menguat 2.80 persen, dan keuangan menguat 2.66 persen.

Adapun saham-saham yang sebelumnya ramai dijual oleh investor pada hingga akhir perdagangan kali ini menjadi pemimpin pergerakan, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau TLKM yang menguat 7,4 persen, PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA menguat 2.8 persen. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI menguat 12,6 persen dan PT Bank Mandiri Tbk atau BMRI menguat 4,8 persen atau naik signifikan.

2. Berikut penyebab IHSG menguat

Petugas membelakangi layar informasi pergerakan harga saham pada layar elektronik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan IHSG ditutup menguat karena investor menilai pelemahan yang terjadi pada IHSG akhir-akhir ini telah mencapai nilai terendah dengan keadaan jenuh penjualan, dan saham-saham berkapital besar mengalami aksi jual. Kemudian investor masih optimistis dengan data inflasi yang masih terkendali.

"Meskipun data PMI manufaktur Indonesia Kembali bergerak kontraksi namun IHSG masih dapat optimis menyikapi data inflasi yang cukup terkendali," ujarnya.

Baca Juga: Ini 5 Aplikasi yang Bisa Bantu Kamu Biar Gak 'Kudet' Soal Saham

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya