TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Laporan IMF Jadi Angin Segar IHSG Rabu Pagi

IHSG dibuka bertenaga ke zona hijau, cek rekomendasi saham

Petugas membelakangi layar informasi pergerakan harga saham pada layar elektronik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Jakarta, IDN Times - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka menguat 4.119 poin atau 0,08 persen ke level 5,136,69 pada perdagangan, Rabu (14/10/2020).
Sebanyak 116 saham menguat, 72 saham melemah dan 154 saham tidak mengalami perubahan.

Adapun volume perdagangan tercatat sebanyak 268,464 juta lembar saham, dengan frekuensi tercatat sebanyak 13,43 kali.

Baca Juga: IMF Sebut Ekonomi Global Sudah Resesi, Begini Kondisi Indonesia

1. Berikut penyebab penguatan IHSG hari ini

IDN Times / Auriga Agustina

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyebut, sentimen positif yang mewarnai IHSG hari ini ialah datang dari laporan WEO IMF terbaru yang memperkirakan Indonesia pada 2020 terkontraksi lebih rendah ketimbang perkiraan beberapa ekonom dan lebih rendah dari negara berkembang lainnya.

"Mengetahui cukup bervariasinya sentimen yang berkembang semalam di tengah akan diterbitkannya RUU Cipta Kerja dalam beberapa hari ke depan, membuat IHSG masih bertenaga untuk melanjutkan penguatan dalam perdagangan Rabu ini," katanya melalui keterangannya, Rabu (14/10/2020).

2. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkontraksi 1,5 persen

Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Untuk diketahui, IMF kembali memprediksikan GDP Indonesia akan terkontraksi minus 1,5 persen di tahun 2020. Namun, di tahun 2021, GDP Indonesia akan tumbuh 6,1 persen. Jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya kontraksi GDP di tahun ini terbilang lebih rendah. Misal, di tahun 2020 IMF memperkirakan GDP Malaysia akan kontraksi 6,0 persen, Brazil terkontraksi 5,8 persen,  India terkontraksi 10,3 persen, Meksiko terkontraksi 9,0 persen, Thailand terkontraksi 7,1 persen dan Filipina minus 8,3npersen.

Sementara prediksi IMF, terhadap ekonomi AS akan terkontraksi hingga minus 4,3 persen di tahun 2020. Sedangkan ekonomi Tiongkok akan tumbuh positif 1,9 persen tahun 2020. Lebih lanjut, GDP AS akan mencapai 3,1 persen di tahun 2021 mendatang. Sementara itu, GDP Tiongkok diprediksi akan tumbuh 8,2 persen pada 2021.

Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat, Tapi Demo UU Ciptaker Masih Tetap Hantui Pasar 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya