Pemotongan Pajak Rumah Mewah Belum Pengaruhi Bisnis Properti
Tapi developer dan konsumen mulai memberi sinyal positif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemberlakuan aturan pajak penghasilan atas penjualan rumah dan apartemen mewah di atas Rp30 miliar, disebut-sebut akan menjadi angin segar untuk bisnis properti.
Namun Head of Advisory Jones Lang Lasalle (JLL) Vivin Harsanto mengatakan, kebijakan itu belum memberikan pengaruh terhadap penjualan hunian dengan kategori rumah mewah.
"Ini kan baru muncul juga, belum kelihatan secara nominal atau penyerapan produknya sudah sejauh mana," katanya di Jakarta, Rabu (17/7).
Baca Juga: Perusahaan Teknologi Tak Bayar Pajak, Ini Kata Wapres Jusuf Kalla
1. Developer mulai tertarik menggarap hunian mewah
Kendati demikian, ia mengklaim kebijakan ini mulai membuat pengembang tertarik untuk menggarap properti kelas premium, meski belum dapat dipastikan kapan eksekusinya.
"Dari developer mereka sudah mulai excited karena adanya tax ini, tapi kapan mereka eksekusi kami belum ada konfirmasi, kebanyakan masih dalam drawing board," katanya, di Jakarta.
Ia memprediksi kebijakan ini, mulai terlihat pada awal tahun depan terhadap pasokan hunian mewah.
"Baru kelihatan di awal tahun 2020 untuk suplai, sedangkan untuk demand paling penyerapan dari existing supply saja di pasar," tuturnya
Baca Juga: Penerimaan Pajak Rp603 T, Sri Mulyani Yakin Semester II Lebih Baik