TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BRI Turut Aktif Ungkap Kejahatan Social Engineering Perbankan

Manipulasi korban bocorkan data pribadi

Gedung BRI. (Dok. BRI)

Jakarta, IDN Times - Aparat penegak hukum terus berupaya untuk menumpas serta menangkap pelaku kejahatan social engineering perbankan. Baru-baru ini, tiga orang terduga penipuan yang mengatasnamakan BRI di Bandung, dan Palembang berhasil diamankan pihak berwajib.

Merespons hal ini, BRI secara aktif berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dalam menyampaikan laporan hingga akhirnya pelaku dapat ditemukan.

Kejahatan perbankan social engineering merupakan tindak kejahatan yang memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi dan data perbankan yang bersifat rahasia. Media yang digunakan pelaku untuk mendekati dan mengelabui korban pun beragam, mulai dari pesan singkat/chat online, telepon, SMS, email, media sosial, dan lainnya.

Baca Juga: BRI Perkuat Komitmen Bawa UMKM Naik Kelas

1. Gunakan modus informasi perubahan tarif transfer antar bank

Informasi modus pelaku kejahatan social engineering perbankan. (Dok. BRI)

Pelaku kejahatan social engineering menggunakan modus informasi perubahan tarif transfer antar bank dari Rp6.500 per transaksi menjadi Rp150.000 per bulan untuk menipu korban melalui WhatsApp. Dalam pesan tersebut, pelaku melampirkan tautan di mana korban diharuskan mengisi data pribadi dan data perbankan untuk membobol rekening.

Pengisian formulir tersebut menjadikan pelaku penipuan memiliki akses atas rekening korban. Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menjelaskan, pesan tersebut dipastikan tidak benar karena memang bukan merupakan kabijakan BRI dan berasal bukan dari sumber informasi resmi yang dimuat BRI.

Atas hal tersebut, BRI bersama kepolisian setempat melakukan analisa tentang alur transaksi dan proaktif mendukung proses pengungkapan kejahatan penipuan sampai dengan penangkapan pelaku.

“BRI mendukung dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk melakukan penanganan serta penangkapan pelaku kejahatan social engineering,” ungkap Solichin.

2. Melakukan analisa bersama pihak kepolisian

Informasi modus pelaku kejahatan social engineering perbankan. (Dok. BRI)

Lebih jauh Solichin memaparkan, upaya BRI dalam memerangi kejahatan social engineering di industri perbankan ini di antaranya adalah dengan melakukan pengaduan kepada Siber Polda Metro Jaya. BRI pun turut melakukan analisa terkait alur transaksi, pengungkapan modus, hingga melakukan penindakan dan penangkapan pelaku kejahatan. 

Langkah proaktif BRI dalam mendukung penangkapan pelaku kejahatan social engineering tersebut diharapkan dapat meredam kejahatan-kejahatan serupa muncul kembali.

“Penangkapan pelaku kejahatan ini menunjukan komitmen BRI untuk mengupas dan menangani kasus social engineering yang telah merugikan nasabah,” tambahnya.  

Baca Juga: BUMN Setor Dividen ke Negara Rp37,9 Triliun, Terbesar BRI

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya