TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Punya Peran Penting, Begini Cara Mantri BRI Gerakkan Ekonomi Daerah 3T

Terus memberikan layanan penyaluran bantuan dari pemerintah

Mantri BRI dari Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Hendri, menjalani tugas mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat yang hanya berjarak beberapa kilometer dari perbatasan dengan Malaysia. (Dok. BRI)

Jakarta, IDN Times - Keberadaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), memiliki peran penting terhadap perputaran ekonomi di daerah tersebut. Keterbatasan infrastruktur serta medan yang tidak mudah menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pemasar BRI, atau akrab disebut Mantri BRI, dalam menjalankan tugasnya. 

Mantri BRI tidak hanya mengemban tugas pemasaran, tetapi juga turut andil tugas mulia dalam memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satunya yakni pengalaman Mantri BRI dari Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Hendri. 

Pria berusia 27 tahun itu menjalani tugas mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat. Secara geografis, wilayah kerja Hendri masuk dalam kategori kawasan terdepan atau perbatasan Indonesia. Galing merupakan kecamatan di Sambas yang hanya berjarak beberapa kilometer dari perbatasan dengan Malaysia.

Baca Juga: Dorong UMKM Tetap Aktif, Bank BRI Dukung Gerakan Pakai Masker 

1. Mantri BRI berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah

Mantri BRI dari Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Hendri, menjalani tugas mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat yang hanya berjarak beberapa kilometer dari perbatasan dengan Malaysia. (Dok. BRI)

Hendri merasa profesi yang dilakoninya sebagai mantri BRI di kawasan terdepan memberikan manfaat kepada masyarakat serta berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Saat ini, dirinya sudah genap satu tahun menjadi mantri. Persis selama setahun ini pula ia harus bekerja dengan banyak penyesuaian lantaran terjadinya pandemik COVID-19.

Dia juga mengungkapkan, penyebaran pandemik COVID-19 otomatis mengubah pola dan teknis kerja mantri. Pertama, pekerjaan harus dilakukan dengan protokol kesehatan. Kedua, mantri juga harus semakin sering berhadapan dengan debitur yang terdampak usahanya akibat pandemik.

2. Banyak nasabah di Kecamatan Galing penerima bantuan BPUM

Ilustrasi paket bantuan sosial dari pemerintah untuk disalurkan ke warga (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Mayoritas nasabah BRI di Galing merupakan petani karet, lada, sawit, dan sayur-sayuran. Hendri menjelaskan, bisnis mereka terdampak cukup parah lantaran distribusi produk pertanian ke Malaysia tak lagi bisa dilakukan bebas setelah penutupan perbatasan akibat pandemik.

“Tapi di sini nasabah yang mengajukan restrukturisasi kredit hanya sedikit. Yang banyak itu justru penerima bantuan-bantuan seperti BPUM, totalnya di Kecamatan Galing ada sekitar 300-an nasabah,” tuturnya.

Hendri kerap memudahkan masyarakat untuk mendapatkan hak mereka di sela kesibukannya menjalankan pendampingan dan tugas sebagai mantri. Ia menyadari bahwa bantuan stimulus dari pemerintah harus disalurkan dengan tepat sasaran sehingga berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Bank BRI Kembali Tercatat Jadi Merek Bank Paling Bernilai di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya