Produksi Migas Dibatasi, Angola Putuskan Keluar dari OPEC
Angola ingin tingkatkan produksi minyak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Angola memutuskan untuk keluar dari keanggotaan grup negara-negara produsen minyak, OPEC pada Kamis (21/12/2023). Keputusan ini dilatarbelakangi oleh percekcokan antara Angola dengan negara anggota lain soal pembatasan kuota produksi minyak.
Keluarnya Angola dalam anggota OPEC dikhawatirkan akan menggoyahkan grup yang dipimpin oleh Arab Saudi itu. Dalam 1 dekade terakhir, sudah ada dua negara, Ekuador dan Qatar yang memutuskan keluar dari OPEC karena adanya pembatasan ekspor minyak bumi.
Baca Juga: Waspada Subsidi BBM Membengkak Imbas OPEC Pangkas Produksi Minyak
1. Angola merasa tidak perlu lagi menjadi anggota OPEC
Menteri Perminyakan Angola Diamantino Azevedo mengatakan bahwa OPEC tidak lagi sejalan dengan kepentingan negara. Ia pun mengungkapkan bahwa Angola tidak butuh lagi berada dalam organisasi tersebut.
"Kami merasa bahwa Angola sekarang tidak mendapatkan apa-apa dalam organisasi tersebut dan demi melindungi kepentingannya, maka kami memutuskan untuk meninggalkan OPEC," terang Azevedo, dikutip Reuters.
Di sisi lain, mantan Direktur Jenderal OPEC dan Menteri Energi Oman Ali Al-Riyami mengatakan bahwa tidak ada kesepahaman dalam OPEC saat ini.
"Ini menunjukkan bahwa tidak ada konsensus antara anggota OPEC sendiri dan ini sudah terjai dalam beberapa waktu terakhir. Tidak ada konsekuensi dalam kasus ini, tetapi saya tidak berpikir negara lain akan ikut keluar," sambungnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.