TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tips Sukses jadi Peternak Millennial, Kamu Pasti Bisa!

Modal kerja keras, kerja cerdas sangat dibutuhkan

Peternak milenial (Pexels/Trinity Kubassek)

Dalam dunia bisnis, kaum milenial juga dituntut piawai membaca peluang usaha. Termasuk keharusan melek dunia bisnis melalui beragam minat dan passion yang dimiliki. Hal itu tentunya membutuhkan usaha dan kerja keras agar apa yang  diniatkan  bisa terlaksana dengan lancar.

Terlebih lagi pada masa pandemik , tentu banyak orang sulit mencari lapangan pekerjaan. Kejadian itu pun tak dipungkiri melanda para milenial saat ini. Akibatnya, menganggur karena belum dapat kerjaan pastilah membosankan.

Nah, untukmu yang punya minat di bidang peternakan dan ingin berwirausaha mandiri di rumah, berikut ada tujuh tips untukmu supaya jadi peternak milenial yang sukses. Yuk simak!

1. Punya niat dan tekad kuat sebelum terjun ke dunia peternakan

Punya niat dan tekad kuat sebelum terjun ke dunia peternakan (Unsplash/Varun Verma)

Memiliki niat yang betul-betul yakin bahwa kamu mantap terjun ke dunia ternak hewan hukumnya paling wajib. Di samping itu, dibarengi dengan tekad kuat sangat mendukung awal cerita dari perjalanan usahamu.

Ini penting untuk dimiliki oleh peternak milenial, karena berkecimpung sebagai seorang peternak bagi anak muda terkadang mendapat stigma kurang mengenakkan di masyarakat awam. Apalagi semisal kamu sarjana teknik, tapi kamu punya peternakan sapi misalnya. Mereka pasti menganggap sarjana teknikmu tak berguna sama sekali.

2. Tentukan jenis ternak yang kamu mau

Unsplash/Thomas Grams

Poin ini sangat berkesinambungan dengan awal rencanamu selagi dalam alam pikiran. Memilih jenis hewan yang ingin dipelihara sangat vital menjadi keputusan. Semisal nih, jika kamu suka dengan sapi, kamu bisa pelihara sapi.

Pemilihan jenis ternakmu juga harus melihat persiapan lain juga ya, seperti luas lahan yang akan dibangun sebagai tempat usaha, sumber daya alam apakah memadai untuk memasok kebutuhan sehari-hari sangat penting untuk diperhatikan.

Ingat juga ya, karena kamu masih debutan, alangkah baiknya tidak lupa untuk minta saran kepada orang tua, atau orang yang piawai terkait dunia peternakan yang bakal kamu geluti. Masukkan mereka akan sangat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan.

Karena kamu juga termasuk golongan anak muda yang hidup pada zaman serba teknologi, mencari referensi di dunia digital seperti internet juga bisa mempermudah. Banyak sekali infromasi seputar peternakan dan peluang yang dapat kamu akses.

Baca Juga: Ajak Anak Beternak & Berkebun di Jakarta? Gak Mustahil!

3. Mengetahui seluk beluk peternakan impian, minimal paham cara pemeliharaan dan perawatan

Unsplash/Daan Stevens

Sama seperti proses wirausaha pada umumnya. Millenial yang baru nyemplung juga harus memiliki bekal dan beragam ilmu dasar sebelum mengarungi derasanya ombak kehidupan berwirausaha. Andaikata kamu ingin berlayar di laut namun tak punya kapal. Mau gimana?

Belajar tentang bagaimana cara pemeliharaan jenis hewan yang dipilih penting dilakoni supaya dalam prosesnya kamu tak berat-berat amat. Meskipun sebenarnya kamu bisa dibantu orang lain, tapi lebih afdal secara mandiri mengerti setiap ragam kebutuhan menjadi nilai lebih.

4. Anggaran budgetmu harus sesuai kebutuhan. Berguna untuk pembuatan sarana prasarana dan beli hewan ternak

Steve Jhonson

Setelah beragam seluk-beluk ternak kamu kuasai, dan  telah mengambil keputusan jenis ternak yang akan dipelihara. Langkah selanjutnya kamu harus memikirkan perhitungan modal awal untuk membangun usaha.  

Mempunyai modal setelah rencana matang niscaya akan mempermudah dirimu untuk melangkah ke step berikutnya. Sembari memikirkan di mana kamu harus mencari pemasok ternak yang unggul. Kamu tentu harus berpikir proses pembuatan kandang dan segala riweuh kebutuhan lain.

Kalkulasi biaya awal untuk dua tahap tersebut emang terbilang lumayan. Sebab kamu merintis dari nol, berbeda dengan mereka yang memulai usaha namun dengan embel-embel penerus generasi sebelumnya.

Pemesanan ternak dilakukan jauh hari, tidak tiba-tiba bisa pesan. Pembuatan kandang sesuai dengan jumlah populasi tentu masuk perhitungan teramat penting. Jangan sampai beli sapi 100 ekor, kandang hanya muat untuk 70 ekor saja. Kan repot!

5. Mulai berlayar dengan usaha barumu, jangan ragu berkarier di dunia peternakan

Unsplash/Jessica Rockowitz

Apabila kandang sudah siap dan ternak yang dibeli sudah masuk ke markas, alurmu selanjutnya adalah memelihara dengan baik dan benar. Baik serta benar diartikan paham mengenai tata cara pemeliharaan dan ketepatan suplai kebutuhan terak (sapronak) secara rutin.

Sapronak meliputi kebutuhan pakan yang tentu harus tercukup setiap waktu. Di samping itu, manajemen masalah apabila terjadi situasi seperti serangan penyakit, bisa kamu tangani secara bijak tanpa panik dengan suplemen vitamin dan obat.

Yang sering dialami oleh peternak pemula adalah masih minim pengalaman terkait bagaimana menangani situasi tak terduga. Sehingga banyak dari mereka gagal karena kurang arif menyikapi masalah demikian.

6. Penting menjalin komunikasi dengan sesama peternak, guna menambah relasi dan ilmu

Unsplash/Dev Benjamin

Wahai peternak millenial, yang perlu dijadikan referensi lain dalam belajarmu yang masih cukup awam adalah pentingnya menjalin komunikasi dengan peternak senior di daerahmu atau kota lain bisa dilakukan untuk menambah wawasan.

Selain itu, bergabung di sesama kelompok ternak penting adanya. Di situ juga kamu bisa sharing informasi seputar kehidupan ternakmu, dan lain hal yang menyangkut masa depan usahamu.

Tapi, perlu diketahui. Ketika kamu ingin menjalin komunikasi dengan sesama peternak sejenis usahamu, tentu harus paham risiko pahit. Antaranya ialah mereka terkadang tidak mau berbagi pengalaman dengan alasan takut usaha tersaingi. Apalagi kamu masih amatir. Jadi harus tetep legowo ya.

Baca Juga: 3 Rambu Sederhana di Peternakan Bantu Cegah Ayam Terinfeksi

Writer

Gayuh Ilham Widadi

Temukan saya di Instagram @gayuhilham_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya