TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lawan Pembatasan Harga, Rusia Bakal Lebih Banyak Kirim Minyak ke Asia

Rusia tidak gentar hadapi sanksi negara-negara barat

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi Rusia, Nikolai Shulginov, mengatakan pihaknya akan menanggapi pembatasan harga minyak yang dilakukan oleh sejumlah negara dengan mengirimkan lebih banyak pasokan minyak ke Asia.

"Setiap (negara) yang berupaya untuk melakukan pembatasan harga minyak rusia justru akan mengalami defisit di pasar sendiri dan akan meningkatkan volatilitas harga," kata Shulginov seperti dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (7/9/2022).

Baca Juga: Waduh! Harga Minyak Dunia Naik 5 Persen dalam Sepekan

Baca Juga: Hadapi Krisis Energi usai Rusia Setop Pasokan, 2 PLTN Jerman Siaga

1. Sejumlah negara lakukan pembatasan harga minyak Rusia

ilustrasi indikator bbm (www.indomobilkiabekasi.com)

Sejumlah Menteri Keuangan dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Prancis, dan Kanada pada pekan lalu, mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan harga minyak mentah Rusia.

Terbitnya aturan tersebut bukan tanpa alasan. Pembatasan harga minyak mentah Rusia sendiri dilakukan demi mengurangi pendapatan negara Beruang Merah yang memutuskan untuk menginvasi Ukraina pada Februari lalu.

Baca Juga: Gazprom Potong 20 Persen Pasokan Gas, Eropa Bakal Krisis Energi?

2. Setengah dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia bergerak ke Eropa

Bendera Uni Eropa di gedung Berlaymont kantor Komisi Eropa di Brussels, Belgia (unsplash.com/@guillaumeperigois)

Badan Energi Internasional menyatakan sebelum Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada Februari lalu. Itu sekitar setengah dari ekspor minyak mentah dan produk minyak negara Beruang Merah bergerak ke Eropa. 

Adapun, Shulginov menegaskan jika Rusia kemungkinan besar akan mengurangi produksi minyaknya sekitar 2 persen tahun ini. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya