TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Program Rehabilitasi Terumbu Karang yang Didanai Bank Dunia

Program COREMAP-CTI WB dari hibah Bank Dunia Rp2,9 triliun

Penutupan proyek dan diseminasi capaian COREMAP-CTI World Bank Hibah Global Environment Facility (GEF). (IDN Times/Hafit Yudi Suprobo)

Jakarta, IDN Times - Sesuai namanya, program Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) adalah program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang- segitiga terumbu karang yang merupakan inisiatif Bank Dunia. Program ini dijalankan pemerintah Indonesia selama periode Agustus 2020 - Maret 2022.

Tujuan program ini, menjaga kelestarian sumber daya terumbu karang, ekosistem terkait, dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. 

Dalam pelaksanaannya, kegiatan COREMAP-CTI didukung oleh dana hibah Global Environment Facility (GEF) melalui World Bank (WB). Program ini dilaksanakan oleh Kementerian PPN/Bappenas melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), bekerja sama dengan lima mitra pelaksana untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Seperti apa hasilnya?

Baca Juga: Bank Dunia Puji Konservasi Perairan Indonesia

Baca Juga: 6 Fakta Terumbu Karang Raksasa Tahiti, Ditemukan di Zona Senja

1. Program pengelolaan terumbu karang telan biaya 200 juta dolar AS

Penutupan proyek dan diseminasi capaian COREMAP-CTI World Bank Hibah Global Environment Facility (GEF). (IDN Times/Hafit Yudi Suprobo)

Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Sri Yanti mengatakan program program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang sudah berjalan sebanyak tiga tahap sejak 2019-2022 dan dibiayai oleh World Bank dengan total anggaran sekitar 200 juta dolar AS atau Rp2,9 triliun.

Untuk tahap ketiga, program COREMAP-CTI ini telah diterapkan di dua provinsi yang terpilih dan masuk dalam bagian penting segitiga terumbu karang dunia, yaitu di Raja Ampat, Papua Barat dan Laut Sawu, di Nusa Tenggara Timur. Hibah dari Bank Dunia melalui GEF untuk tahap ini sebesar 6,2 juta dolar AS.

"Support dari World Bank memang sudah selesai. Tapi, program ini masih hidup dan didanai oleh APBN melalui KKP dan Bappenas," ujarnya usai acara penutupan COREMAP-CTI WB di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (11/5/2/2022).

Baca Juga: Bahaya! Kerusakan Terumbu Karang di Gili Trawangan Sudah Parah

2. Replikasi, tanda keberhasilan program

Terumbu karang yang mati dan rusak banyak ditemukan oleh penyelam sekitar perairan PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Bappenas menekankan poin penting yang dilakukan setelah berakhirnya program COREMAP-CTI WB ini adalah replikasi. "Support dari World Bank memang sudah selesai. Tapi, program ini masih hidup dan didanai oleh APBN melalui KKP dan Bappenas," ujarnya usai acara penutupan COREMAP-CTI WB di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (11/5/2/2022).

"Kita sebagai perencana memberikan contoh-contoh pembangunan ya. Kira-kira bisa direplikasikan ke wilayah lain. Kita minta support dari stakeholder terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun Badan Riset dan Inovasi Nasional dari sumber dana APBN," ujar Yanti.

Sementara itu, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Arifin Rudyanto, juga menyinggung soal replikasi program COREMAP-CTI yang sudah dilaksanakan di NTT dan Raja Ampat ke wilayah lain di Indonesia.

"Program ini bisa dianggap berhasil jika konsep pengelolaan yang sudah dihasilkan dari berbagai inovasi melalui COREMAP-CTI ini bisa direplikasikan ke wilayah lain skala nasional bahkan internasional. Kuncinya kolaborasi ya. Keberlanjutan program ini tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah, tapi semua pihak ya seperti Pemkab, NGO lokal, dan perguruan tinggi," ujar Rudy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya