TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakistan Catat Kerugian Rp148,3 Triliun Imbas Banjir Bandang

Pakistan dapatkan dana bailout sebesar US$1,1 dari IMF

Ilustrasi Banjir (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perencanaan Pakistan, Ahsan Iqbal, menyatakan banjir dahsyat yang melanda negara di Asia Selatan ini telah menyebabkan kerugian sebesar 10 miliar dolar AS atau sekira Rp148,3 triliun dan bisa bertambah. 

Komentarnya muncul ketika sejumlah menteri dari pemerintah negara Asia Selatan juga mengumumkan banjir dahsyat yang juga melanda negara mereka.

"Saya pikir itu (kerusakan) akan menjadi besar. Sejauh ini, perkiraan awal adalah kerugian yang ditimbulkan oleh banjir bisa lebih tinggi dari 10 miliar dolar AS," kata Iqbal seperti dilansir dari BBC pada Selasa (30/8/2022).

Baca Juga: Kemlu Pastikan Tak Ada Korban WNI di Banjir Pakistan 

Baca Juga: Pakistan Dapat Tambahan US$1,2 Miliar dari IMF untuk Atasi Krisis

1. Hujan monsun telah menewaskan sedikitnya 1.136 orang

TheTimeofIsrael

Banjir bandang yang disebabkan oleh hujan monsun telah menewaskan sedikitnya 1.136 orang dan mengancam jiwa sebanyak 33 juta penduduk Pakistan atau lebih dari 15 persen populasi negara itu yang tercatat berada di angka 220,9 juta jiwa.

Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah juga menghanyutkan jalan, lahan pertanian, rumah, jembatan, dan infrastruktur lainnya yang ada di Pakistan.

Baca Juga: Terdampak Banjir, Warga Pakistan Tulis Surat Minta Bantuan 

2. Pakistan akan menghadapi kekurangan pangan serius

Ilustrasi banjir. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Iqbal mengatakan, Pakistan akan menghadapi kekurangan pangan yang serius dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Ia percaya bahwa banjir akan lebih buruk daripada yang melanda Pakistan pada 2010 silam. Banjir pada tahun tersebut paling mematikan dalam sejarah negara itu yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Dia juga meminta negara-negara kaya untuk membantu Pakistan secara finansial karena dia mengatakan negaranya adalah korban dari perubahan iklim yang disebabkan oleh pembangunan negara maju yang tidak bertanggung jawab.

Untuk mengatasi kekurangan pangan, Menteri Keuangan Pakistan, Miftah Ismail, bahkan mengatakan negaranya dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari saingan beratnya yakni India.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya