TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Tak Kuasa Lawan Dolar AS, Nyaris Sentuh Level Rp15 ribu 

Bagaimana prediksi rupiah esok hari?

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar mata uang Garuda melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (5/7/2022). Kurs mata uang rupiah ditutup melemah 22 poin ke level Rp14.993 per dolar AS atau nyaris mendekati level Rp15 ribu

Seperti dikutip dari Bloomberg, mata uang rupiah sebelumnya ditutup ke level Rp14.971

Baca Juga: Rupiah Melemah Lagi Pagi Ini, Nyaris Tembus Rp15 Ribu!

1. Faktor eksternal menguatnya dolar AS

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan mata uang negeri Paman Sam menguat terhadap mata uang lainnya karena mendapatkan dukungan dari rebound kuat hasil treasury 10-tahun AS yang didorong melewati 2,95 persen.

"Presiden AS, Joe Biden, juga mengumumkan pembatalan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China minggu ini untuk melawan inflasi," kata Ibrahim saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga: INDEF Kritisi Upaya Pengetatan Likuiditas Bank Indonesia

2. Respons dalam negeri hadapi perkembangan ekonomi global

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memberikan sinyal kebijakan baru dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri. Hal ini ditandai dengan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga dan kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.

Karena hal tersebut, BI memberikan sinyal kebijakan baru dalam beberapa bulan ke depan, guna untuk menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.

"Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik. Serta, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," ujar Perry.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya