Cegah Krisis, Sri Mulyani Minta IMF Bantu Negara Terimbas Virus Corona
Proyeksi pertumbuhan global dipastikan negatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penyebaran virus corona yang kian meluas membuat situasi kian sulit. Kondisi itu tak hanya dirasakan Indonesia, melainkan juga negara-negara lain.
Dampak tersebut sampai membuat Dana Moneter Internasional (IMF/International Monetary Fund) menurunkan proyeksi ekonomi dunia menjadi negatif, dari proyeksi semula yang bisa tumbuh di atas 3 persen selama tahun ini.
"Dalam pembukaan, Managing Director IMF menyampaikan, tahun 2020 proyeksi pertumbuhan ekonomi global dipastikan negatif. Kontraksi. Lebih rendah dari dibayangkan pertumbuhan ekonomi 2020 di atas 3 persen. Namun IMF sampaikan 2021 akan ada perbaikan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (24/3).
Baca Juga: Presiden Jokowi dan IMF Tukar Pikiran Soal Ekonomi Dunia
1. Sri Mulyani berharap IMF dapat membantu negara-negara terdampak virus corona agar tak terjadi krisis
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa saat ini IMF memiliki dana sebesar US$1,5 triliun yang bisa digunakan untuk penanganan virus corona. Sama itu diharapkan bisa digunakan untuk membantu negara anggota IMF untuk mencegah krisis.
"Saat ini IMF akan menggunakan resource yang dimilikinya yakni US$,1 triliun plus tambahan US$500 billion untuk dijadikan fasilitas swap line kepada seluruh anggota IMF. Ini masih perlu dapat persetujuan dari seluruh shareholder. Dengan tambahan US$500 billion, diharapkan IMF bisa bantu secara otomatis yang saat ini hadapi capital outflow dan situasi likuiditas dari US$ atau hard currency forex yang sangat ketat," jelas dia.
Sebagai informasi, fasilitas swap line merupakan salah satu fasilitas yang tersedia di IMF untuk mencegah krisis. Swap line bersifat precautionary line, sehingga dapat diaktivasi atau ditarik sewaktu-waktu saat negara mengalami potensi krisis neraca pembayaran dan/atau potensi krisis likuiditas jangka pendek.
Baca Juga: Gegara Virus Corona, Pertemuan IMF-Bank Dunia Digelar secara Virtual