TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keputusan Belva Diapresiasi, Tapi Masalah Kartu Prakerja Belum Tuntas

Beberapa kebijakan Kartu Prakerja masih harus diusut

IDN Times/Margith Juita Damanik

Jakarta, IDN Times - Mundurnya CEO Ruangguru Belva Devara sebagai staf khusus Presiden Joko “Jokowi” Widodo mendapat apresiasi. Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira menyebut keputusan tersebut sebagai bentuk integritas Belva sebagai millennial.

"Saya mengapresiasi mundurnya kawan Belva Devara dari posisi Staf Khusus Presiden sebagai bentuk pertanggung jawaban Milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya. Belva telah menunjukkan bahwa millenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan," kata Bhima dalam keterangan resminya, Selasa (21/4). 

Baca Juga: Belva Ruangguru Mundur dari Stafsus, Pramono: Presiden Sudah Menerima

1. Meski Belva telah mundur, namun permasalahan Kartu Prakerja belum tuntas

Ilustrasi Kartu Pra Kerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Bhima menilai masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum peraturan teknis dikeluarkan pemerintah. Kedua, Kartu Prakerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online. 

"Untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua, dan mengalihkan seluruh anggaran Kartu Prakerja agar berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang terkena COVID-19," jelas Bhima.

Menurut Bhima, dibandingkan memberikan pelatihan online, pemerintah disarankan memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan kepada seluruh rakyat Indonesia. "Sehingga masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di youtube dan platform gratis lainnya," tambahnya.

2. Bhima berharap stafsus lain melakukan langkah serupa Belva bila memiliki konflik kepentingan

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Bhima berharap langkah Belva bisa diikuti oleh stafsus lainnya yang memiliki konflik kepentingan. Sebab, perlu hati dan niat yang tulus dalam mengemban amanah di pemerintahan untuk masyarakat Indonesia. 

"Perjalanan karier kawan-kawan millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan. Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia," tutur Bhima.

Dengan mundurnya Belva sebagai Stafsus Presiden, Bhima juga mengakhiri undangan debat yang diajukannya. "Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staf Khusus Presiden," ujarnya.

Baca Juga: Alasan Belva Pilih Mundur dari Posisi Stafsus Millenial Jokowi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya