Lewat Program B30, Airlangga Klaim Devisa RI Bisa Hemat Rp112 Triliun
Penghematannya naik signifikan dibanding program B20
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemanfaatan Biodiesel 30 atau B30 bakal dimulai pada 1 Januari 2020. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 12 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim penggunaan B30 bakal menghemat devisa negara hingga US$8 miliar atau setara Rp112 triliun. Meski pemanfaatannya awal tahun depan, B30 sudah bisa dibeli di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Harga jual B30 masih sama dengan harga jual biosolar (B20) sekarang, yaitu Rp5.150 per liter.
"Jadi kalau sekarang dengan program B30 itu kebutuhan kelapa sawit ke biodiesel itu 10 juta liter dan penghematan devisa itu USD 8 billion dan ini bisa efektif mengurangi defisit neraca dagang," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/11).
Baca Juga: Kenalkan B30, Ditjen EBTKE Ajak Mahasiswa Dukung Program Biodiesel
1. Optimalkan pemanfaatan biodiesel tekan neraca dagang
Airlangga mengungkapkan, pemerintah bakal mengoptimalkan pemanfaatan biodiesel untuk menekan neraca dagang. Rencananya, pemanfaatan biodiesel bakaln dilakukan hingga B100.
"Ini sedang kita siapkan, kemudian programnya adalah terkait dengan deifisit neraca perdagangan dan pengurangan CAD. Beberapa program itu adalah mandatory B20 bahkan kita siapkan road map B50, B70, bahkan B100," jelas dia.
Baca Juga: Program B20 Bikin Devisa Negara Hemat Rp35,58 Triliun