New Normal Jadi Asa Pemerintah Genjot Pertumbuhan Ekonomi
Bulan Juni diproyeksi jadi awal perbaikan ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hampir seluruh perekonomian negara di dunia mengalami pelemahan akibat dampak virus corona (COVID-19). Indonesia, juga terkena dampak dark pandemik tersebut. Hal itu tercermin dari terkontraksinya seluruh sektor ekonomi dan mencapai level terendah.
Maskapai misalnya, turun 87 persen (yoy) di Mei 2020, jauh lebih rendah dibandingkan April 2020 yang terkontraksi 84 persen (yoy). Bisnis maskapai bahkan anjlok signifikan pada periode Januari-Mei 2020, yakni turun 49 persen (yoy).
Bisnis hotel juga ikut terdampak pandemik COVID-19. Bisnis mereka turun 93 persen (yoy) di Mei 2020. Kontraksi tersebut cukup dalam, sebab pada April 2020 penurunannya sebesar 85 persen (yoy).
“Kegiatan usaha di berbagai sektor, penurunan di April, artinya berhenti penurunan di Mei, already hit the bottom,” kata ekonom senior Raden Pardede dalam video conference, Selasa (9/6).
Baca Juga: New Normal, Gugus Tugas Izinkan 9 Sektor Ekonomi Kembali Dibuka
Melihat kondisi tersebut, pemerintah jelas tidak ingin ambil risiko terhadap pelemahan ekonomi yang terlalu dalam. Melalui kebijakan new normal atau normal baru, perbaikan ekonomi diharapkan mulai mengalami perbaikan.
Raden memproyeksikan ekonomi Indonesia mulai menyentuh level exit the bottom atau mengalami pemulihan dan bergerak naik di bulan ini.
Editor’s picks
“Di Juni, ketika mulai opening the economy bertahap, ekonomi akan mulai bergerak naik,” ucapnya.
1. Memasuki new normal, ekonomi diperkirakan menanjak
Baca Juga: Wapres: COVID-19 dan Masalah Ekonomi Harus Dihadapi di Era New Normal