Ini Alasan RI Libatkan Dua Konsultan Asing Dalam Desain Ibu Kota Baru
Konsultan asing itu berasal dari Jepang dan Tiongkok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan desain ibu kota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara bakal melibatkan konsultan dari Tiongkok dan Jepang. Para konsultan itu akan membantu masalah lingkungan hingga arsitekturnya.
"Ada dua konsultan asing kelas dunia yang akan bantu masalah lingkungan, desain urban (perkotaan), masalah arsitekturnya dan lain-lain," kata Luhut di Jakarta, seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (4/1).
Lalu, mengapa pemerintah melibatkan dua konsultan asing dan tak mendahulukan konsultan lokal?
Baca Juga: Bappenas Sebut Tol Teluk Balikpapan Bagian dari Ibu Kota Negara
1. Konsultan yang terlibat akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR
Luhut menjelaskan walaupun mereka menarik konsultan asing, bukan berarti tak melibatkan anak bangsa. Bahkan, kedua konsultan itu akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta anak bangsa dari berbagai perguruan tinggi Indonesia untuk merancang ibu kota baru.
Desain final ibu kota baru juga akan melibatkan rancangan dari para pemenang sayembara desain gagasan ibu kota negara (IKN).
Luhut mengatakan semula ada lima konsultan asing yang ingin terlibat dalam desain IKN. Beberapa di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Tiongkok dan Jepang.
"Jadi tadi itu ada lima, ada AS, Inggris, Jepang, Tiongkok. Tapi, hanya dua terbaik yang kami lihat. Tadi Pak Menteri Bappenas (Suharso Monoarfa) melihat Beliau lebih cenderung di dua itu, Jepang dan Tiongkok," ungkap mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Baca Juga: Diganjar Hadiah Rp2 Miliar, Urban+ Jadi Pemenang Desain Ibu Kota Baru