TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penduduk Miskin Indonesia Melonjak Jadi 26,42 Juta Gegara Virus Corona

Pendapatan seluruh sektor masyarakat ikut terdampak

Ilustrasi sampah plastik. (IDN Times/Rohman Wibowo)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah 1,63 juta orang pada Maret 2020. Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 26,42 juta orang.

"Jadi Maret 2020 persentasenya dari 9,22 persen naik ke 9,78 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Rabu (15/7/2020).

Baca Juga: Badai PHK Menerjang, Potensi Kemiskinan Baru Tak Terbendung

1. Jumlah penduduk miskin bertambah karena pandemik COVID-19

Ilustrasi (IDN Times/Muhammad Athif)

Suhariyanto mengatakan, bertambahnya jumlah penduduk miskin dipicu oleh dampak pandemik COVID-19. Wabah tersebut membuat seluruh lapisan masyarakat mengalami penurunan pendapatan.

"Masyarakat berpendapatan rendah kurang dari Rp1,8 juta per bulan, 70 persen responden mengaku pendapatannya turun. Sementara pendapatan tinggi di atas Rp7,2 juta per bulan juga mengalami penurunan. Artinya, pandemik menghantam ke seluruh lapisan masyarakat," jelas dia.

2. Beras hingga daging ayam ras pengaruhi angka kemiskinan

Ilustrasi Beras di Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kenaikan jumlah penduduk miskin, juga dipengaruhi oleh harga eceran komoditas pokok yang meningkat. Misalnya beras, daging ayam ras, minyak goreng, telur ayam ras, dan gula pasir.

"Beras menyumbang kontribusi terbesar pada garis kemiskinan. Diikuti rokok kretek filter dan daging ayam ras," tuturnya.

Berdasarkan data BPS, garis kemiskinan sebesar Rp454.652 per kapita per bulan pada Maret 2020. Jumlahnya naik dari Rp440.538 per kapita per bulan pada September 2019.

Baca Juga: 5 Rekomendasi ke Pemerintah Cegah Lonjakan Kemiskinan akibat COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya