TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesan Sri Mulyani ke Masyarakat agar Ekonomi dan Kesehatan Bisa Pulih

Boleh produktif asal patuhi protokol kesehatan ya

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Dok.IDN Times/Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud)

Jakarta, IDN Times - Seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia, mengalami tekanan yang luar biasa pada sisi ekonomi dan sosialnya akibat dampak virus corona (COVID-19). Kini, semua negara tengah berjuang untuk melakukan pemulihan.

"Kita semua tahu bahwa COVID-9 itu adalah situasi yang mempengaruhi kehidupan ekonomi sosial seluruh masyarakat di dunia, lebih dari 200 negara mengalami dampak luar biasa. Dalam situasi ini perekonomian Indonesia, kita juga menghadapi dan mengalami hal sama. Masing-masing perekonomian respons berbeda," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video conference bersama BNPB, Selasa (30/6).

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pemulihan Ekonomi Dapat 'Musuh Baru' 

1. Pesan Sri Mulyani ke masyarakat Indonesia dalam menghadapi situasi COVID-19

Ilustrasi Bekerja Redaksi (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Di Indonesia, langkah pemulihan dilakukan dengan melakukan pelonggaran Pembatsan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan itu dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Sri Mulyani berpesan agar masyarakat bisa mendukung upaya pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi, sosial dan kesehatan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

"Kita tahu COVID-19 akan bersama kita. Seluruh negara mengalami penyesuaian yang lua biasa. Kalau masyarakat Indonesia mau tetap produktif dan itu bagus untuk kesehatan dan ekonomi dan mengikuti protokol kesehatan Insya Allah kita bisa melakukan bersama-sama," ucapnya.

2. Ekonomi Indonesia diproyeksikan -3,8 persen

idn media

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 diperkirakan akan tumbuh negatif. Namun demikian, proyeksi pertumbuhannya tidak akan lebih parah dibanding negara lainnya.

"Kalau di negara maju di kuartal II (diproyeksikan) merosot tajam, estimasi AS sampai -10 persen di Inggris -15 persen, Jerman -11 persen, Jepang -8 persen, bahkan India negara berkembang sama seperti Indonesia yang pertumbuhannya cukup tinggi diperkirakan mencapai -12 persen," jelas dia.

Baca Juga: Sri Mulyani-Perry Berbagi Beban Tangani COVID-19, Begini Skemanya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya