TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Resesi Ekonomi Global di Depan Mata, Jokowi: Kita Harus Siapkan Diri

Jangan sampai lengah!

(Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta semua pihak bersama-sama menghadapi periode resesi yang sudah di depan mata. Meski belum terjadi, namun lembaga international seperti International Monetary Fund (IMF) hingga Bank Dunia sudah memperkirakan ekonomi global pada tahun ini akan memasuki periode resesi.

"Hitung-hitungan terakhir yang saya terima ekonomi global bisa tumbuh negatif 2,8 persen. Kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario kita tidak boleh pesimis tetap harus berikhtiar, bekerja keras untuk pemulihan-pemulihan baik pemulihan kesehatan, pemulihan ekonomi dan Insha Allah kita bisa," kata Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference, Selasa (14/4).

Baca Juga: Resesi Global, Jokowi-Ma'ruf Diramal Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi

Mantan Wali Kota Solo ini juga meminta semuanya waspada akan dampak lanjutan dari virus corona yang menghantam ekonomi di 2021. Oleh karena itu, ia meminta jajarannya untuk betul-betul menghitung dan mencermati potensi serta peluang yang bisa dioptimalkan dalam menjaga perekonomian.

"Saya ingatkan kita harus tetap fokus pada misi besar kita reformasi struktural yang harus tetap berjalan, reformasi untuk percepatan dan pemerataan pembangunan baik itu reformasi regulasi, reformasi birokrasi, reformasi dalam peningkatan produktivitas dan transformasi ekonomi, Itu misi besar kita," tegasnya.

1. Presiden Jokowi ingatkan dampak lanjutan dari COVID-19

(Dok. Biro Pers Kepresidenan)

2. Sri Mulyani sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa jatuh ke nol persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mengalami stagnansi. Namun, proyeksi bisa berubah apabila wabah virus corona terjadi secara berkepanjangan.

Dalam bayang-bayang virus corona, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa saja jatuh hingga 0 persen. Potensi itu bisa semakin kuat apabila pemerintah menutup akses keluar-masuk (lockdown).

"Apabila masalahnya menjadi lebih berat, wabah COVID-19 bisa lebih dari 6 bulan, dan juga perdagangan internasional di bawah 30 persen, sampai dengan penerbangan shock 75 persen, maka skenario bisa jadi lebih dalam. Pertumbuhan ekonominya bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai ke 0 persen," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Jumat (20/3).

Baca Juga: IMF Sebut Ekonomi Global Sudah Resesi, Begini Kondisi Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya