RI Terancam Resesi, Bos Freeport Beberkan Nasib Bisnis Pertambangan
Resesi banyak mengancam kegiatan ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia dalam bayang-bayang resesi. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II juga banyak diproyeksi bakal berkontraksi atau tumbuh minus. Bila di kuartal III kondisi tersebut terulang, Indonesia dipastikan resesi lantaran pertumbuhannya minus selama enam bulan.
Merespons proyeksi tersebut, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan bahwa dari kacamata bisnis pertambangan, industri tersebut bisa lebih mampu bertahan.
"Dalam situasi krisis dari pengalaman sebelumnya baik krisis 2008, 1998, bisnis SDA ini lebih bisa survive dari bisnis lain. ini sudah terbukti," ujarnya dalam diskusi virtual dengan pemimpin redaksi media massa, Selasa (4/8/2020).
Baca Juga: Bos Freeport: Tembaga Adalah Logam Paling Baik untuk Membunuh Virus
1. Hasil pertambangan lebih banyak digunakan
Wenas menambahkan, hasil pertambangan merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dibutuhkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam kondisi krisis, permintaannya tidak mengalami tekanan yang berarti.
"Bisnis SDA ini mostly oriented lebih bisa bertahan, khususnya base metal yang kemudian dipergunakan banyak pihak, apalagi memang tembaga tempat untuk membunuh bakteri dan virus lebih cepat dari metal lainnya," imbuh Wenas.
Baca Juga: [BREAKING] Sempat Lockdown, Ini yang Dilakukan Freeport Selama 4 Bulan