TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani: RI Terbitkan Surat Utang Global Terbesar dalam Sejarah

Nilainya mencapai Rp68,8 triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan bahwa pemerintah telah menerbitkan obligasi global atau surat utang global dengan nilai US$4,3 miliar atau setara Rp68,8 triliun (kurs Rp16 ribu). Surat utang ini menjadi terbesar dalam sejarah yang diterbitkan dalam denominasi dolar AS oleh pemerintah.

"Tadi malam pemerintah berhasil global bond US$4,3 miliar. Ini penerbitan terbesar di dalam sejarah penerbitan US dolar bond oleh pemerintah Republik Indonesia," ujarnya dalam video conference, Selasa (7/4). 

Baca Juga: Mekeng: Pemerintah Bisa Realokasi Anggaran untuk Perangi Virus Corona

1. Indonesia negara pertama yang menerbitkan sovereign bond sejak periode pandemik COVID-19

Instagram.com/smindrawati

Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang menerbitkan sovereign bond semenjak munculnya kasus virus corona (COVID-19).  Penerbitan ini, lanjutnya, dilakukan secara elektronik tanpa adanya pertemuan fisik. 

"Untuk diketahui sejak pandemi diumumkan Februari sampai Maret tidak ada satu negara pun di Asia yang masuk global bond karena volatilitas dan gejolak yang besar," tuturnya.

2. Ada tiga surat berharga global yang diterbitkan pemerintah

google

Adapun tiga jenis global bond yang diterbitkan pemerintah yakni RI 1030 dengan tenor 10,5 tahun dengan nominal yang diterbitkan US$1,65 miliar dengan yield 3,90 persen.

Kedua, RI 1050 bertenor 30,5 tahun dengan nominal yang diterbitkan US$1,65 miliar. Obligasi ini memiliki yield 4,2 persen. Terakhir, RI 0470 dengan jatuh tempo 50 tahun. Nilai yang diterbitkan US$1 miliar dengan yield 4,50 persen.

"Penerbitan US dolar Bonds kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk biaya untuk upaya penanganan dan pemulihan COVID-19," ujarnya.

"Pembiayaan APBN melalui mekanisme pasar merupakan upaya Pemerintah untuk tetap menjalankan kebijakan fiskal secara kredibel, disiplin, dan sustainabel di tengah kondisi perekonomian global yang volatile," tambah mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. 

 

Baca Juga: Tangani COVID-19, Jokowi: Pemerintah Anggarkan Rp405,1 Triliun 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya