TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Sebab Rupiah Tetap Perkasa atas Dolar AS Jelang Akhir Pekan

Rupiah menghijau sepanjang hari

Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (27/11/2020) sore ditutup menguat 16 poin menjadi 14.101 per dolar AS. Rupiah hari ini berada di kisaran level Rp14.128 hingga Rp14.029 per dolar AS. Rupiah bahkan terpantau menguat ke hampir semua mata uang dunia.

Menurut Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi penguatan rupiah Jumat ini tidak terlepas dari dua sentimen internal yakni terkait vaksin dan peran Bank Indonesia dan dua faktor eksternal yang melemahkan dolar AS. 

Baca Juga: Minat Kerja di Bank? Ini Daftar Gaji 5 Bank Besar di Indonesia

1. Sentimen vaksin buat pasar makin pede

Ilustrasi vaksin virus corona (Website/pixabay.com/geralt-9301)

Pertama adalah optimistis pasar terhadap kerja keras pemerintah dalam mengupayakan dan mendapatkan vaksin anti virus corona. Pemerintah sampai saat ini terus berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk mengamankan kesepakatan pengadaan vaksin baik dari Tiongkok, Inggris, maupun AS.

Kabar bahwa Indonesia, Brasil, Meksiko, India, dan Rusia sepertinya akan menerima vaksin paling awal mendorong penguatan terhadap rupiah.

"Kalau memang benar Indonesia akan mendapatkan vaksin lebih awal maka ada harapan besar ekonomi bisa pulih lebih cepat ketimbang negara-negara lain," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Juamt (27/11/2020).

2. Peran Bank Indonesia

Ilustrasi Bank (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan kebijakan startegi bauran ekonomi yang bertujuan untuk menstabilkan mata uang garuda dengan cara menurunkan suku bunga dan melakukan intervensi dipasar Valas, Obligasi dan SUN diperdagangan DNDF.

"Tujuan intervensi tersebut menahan keluarnya arus modal asing yang cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan sudah tentu pelemahan mata uang rupiah tertahan, walaupun masih memasuki zona merah, namun apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia perlu mendapatkan apresiasi dari pasar," ujar Ibrahim.

Baca Juga: Hore! Rupiah Akhir Pekan Dibuka Menguat 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya