TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekonom: Tak Apa Ekonomi Minus 4 Persen, Asal Kasus COVID Turun

Pemerintah sempat bingung pilih kesehatan atau ekonomi

Biografi Didik J Rachbini

Jakarta, IDN Times - Ekonom senior Indef Didik J. Rachbini mengkritik manajemen kepemimpinan pemerintah dalam mengatasi pandemik COVID-19. Menurutnya, tidak masalah pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 4 persen atau lebih, asalkan kasus COVID-19 terus turun.

"Ini (pertumbuhan ekonomi) minus 4 persen menjadi lebih bagus daripada (pertumbuhan ekonomi) 2 persen tapi COVID merajalela," kata Didik dalam webinar BERSATU MELAWAN COVID-19, Senin (8/2/2021).

Baca Juga: [WANSUS] Rizal Ramli Kritik Stimulus Ekonomi Pemerintah dalam Pandemik

1. Pemerintah yang sempat galau pilih kesehatan atau ekonomi

IDN Times/Mela Hapsari

Pada awal pandemik tahun lalu, Didik menyebut jika pemerintah bingung memilih prioritas menyelamatkan sektor kesehatan atau perekonomian. Meski kini pemerintah mengklaim penanganan kesehatan juga diperhatikan, namun dia menilai fakta berbicara sebaliknya.

"Walau (pemerintah) ngakunya kita mengutamakan kesehatan, tapi dalam praktik ini ekonomi yang dibantu. Sehingga kita kehilangan momentum," katanya.

2. Tantangan ke depan bisa jadi lebih berat

Ilustrasi. Petugas medis yang tangani pasien COVID-19 harus mengenakan alat pelindung diri atau APD (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Didik mewanti-wanti kepada pemerintah untuk memprioritaskan penanganan kesehatan terlebih dahulu dibanding penyalamatan ekonomi. Ia merujuk sejumlah negara seperti Tiongkok, Malaysia, Vietnam dan lainnya yang tegas dalam penanganan COVID-19.

"Sekarang kita tidak tahu ujungnya sampai kapan. Tantangan 2021 lebih besar karena ada COVID yang lebih berat. Jadi COVID dalam pandangan saya cukup berat dan akan menghalangi ekonomi untuk pulih di masa yang akan datang," ujar Didik.

Baca Juga: [BREAKING] Ekonomi Indonesia Tahun 2020 Minus 2,07 Persen

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya