TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erick Thohir: Ekonomi Syariah Indonesia Ketinggalan dari Malaysia

Tapi tetap punya potensi besar karena berbagai faktor

Menteri BUMN Erick Thohir (IDN Times/Teatrika Handiko

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Indonesia masih ketinggalan dari negara muslim dunia lainnya untuk untuk sektor ekonomi dan keuangan syariah. Bahkan, Indonesia cukup jauh tertinggal dari Malaysia yang sudah mengadopsi perekonomian syariah sejak 58 tahun lalu.

"Dibanding negara muslim lainnya Indonesia memang sedikit terlambat menerapkan sistem keuangan syariah. Indonesia memulai ekonomi syariah 1991 dengan berdirinya Bank Muamalat. Sementara Malaysia mulai menerapkan ekonomi syariah mulai 1963," kata Erick dalam webinar ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), Rabu (17/3/2021).

Baca Juga: Mengenal BSI, Bank Syariah Terbesar Indonesia 

1. Tapi Indonesia punya potensi besar ekonomi syariah

(Ilustrasi ekonomi syariah) IDN Times/Helmi Shemi

Meski ketinggalan mengadopsi perekonomian syariah dari negara muslim lainnya, Erick melirik ada potensi besar ke depannya bagi Indonesia dalam mengembangkan industri ini. Pada 2025, kata Erick, Indonesia akan memiliki 180 juta penduduk populasi muslim dewasa, di mana lebih dari 50 persen merupakan kalangan atas dan mayoritas bekerja di sektor swasta.

"Hal tersebut menjadi potensi besar bagi institusi penyedia layanan syariah mengingat industri halal yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, menyesuaikan dengan demand dari negara-negara mayoritas penduduk muslim di seluruh dunia," paparnya.

Baca Juga: Jokowi Banggakan Ekonomi Syariah Indonesia di Posisi 4 Besar Dunia

2. Aset perbankan syariah dan dana pihak ketiga kalahkan perbankan konvensional

Erick Thohir pastikan Bio Farma siap produksi 250 juta dosis vaksin COVID-19 per tahun di akhir tahun 2020 (Dok. Kementerian BUMN)

Bos Kementerian BUMN itu mengatakan ada sejumlah indikator yang membuatnya percaya diri alis pede perekonomian Indonesia bisa menjadi besar. Pada tahun lalu misalnya, sektor jasa keuangan syariah mampu tumbuh cukup pesat.

Pertumbuhan aset perbankan syariah di 2020 meningkat sebesar 10,9 persen, sementara perbankan konvensional hanya sebesar 7,7 persen. Lalu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah juga meningkat 11,56 persen, unggul tipis dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional sebesar 11,49 persen.

Baca Juga: 5 Hal tentang Investasi Syariah yang Perlu Diketahui Investor Pemula

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya