TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 4 Persoalan Ketenagakerjaan di Indonesia

Apakah kamu termasuk yang belum mendapat pekerjaan?

Pixabay.com/StockSnap

Jakarta, IDN Times – Masih galau belum dapat pekerjaan? Atau kamu masih harap-harap cemas menanti panggilan kerja? Ada banyak permasalahan ketenagakerjaan, seperti yang akan dibahas pada debat ketiga antar calon wakil presiden (cawapres) Minggu, 18 Maret 2019 besok.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memaparkan sejumlah isu ketenagakerjaan sebagai salah satu tema debat yang layak untuk dibahas.

Bukan hanya masalah sulit mencari kerja, Ekonom Senior Indef Fadhil Hasan mencatat setidaknya ada 4 permasalahan dalam bidang ini, apa saja?

Baca Juga: 2 Capres Siasati Pengangguran dan Sarjana yang Kerja Beda dari Jurusan

1. Rendahnya produktivitas tenaga kerja kerja

Pixels.com

Fadhil menyebut sebesar 60 persen tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal seperti dan berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia.

“Total productivity sumbangan dari faktor non-kapital terhadap pertumbuhan ekonomi juga rendah,” ucap Fadhil di Pejaten, Jakarta, Kamis (14/3).

2. Meski banyak yang bekerja, tapi tingkat pendidikannya minim

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Angka tenaga kerja di Indonesia jumlahnya mencapai 131,55 juta dengan serapan sebesar 124,54 juta atau mencapai 94 persen. Meski terlihat, bagus permasalahan muncul karena jika dilihat dari angkatan kerja, sekitar 57 persen masyarakat Indonesia yang bekerja berpendidikan SMP ke bawah.

Berdasarkan data survei angkatan kerja nasional (Sakernas) 2018 yang dilansir Indef, sebesar 14,93 persen pekerja berasal dari mereka yang berpendidikan kurang dari SD; 24,55 persen lulusan SD; dan 17,98 persen lulusan SMP.

“Angka ini semakin miris jika melihat mereka yang lulusan SMK, SMA, bahkan diploma dan universitas memperoleh angka tenaga kerja yang lebih rendah. Masing-masing 10,72 persen, 11,76 persen, 2,8 persen dan 9,45 persen,”jelas Fadhil.

Baca Juga: Tiga Syarat Agar Tenaga Kerja Asing Tidak Menjadi Ancaman

3. Kemampuan yang gak sesuai sama yang diminta dunia kerja

Unsplash.com/Annie Spratt

Pernah gak kamu melamar kerja tapi ternyata banyak skill atau kemampuan di luar atau tidak kamu pelajari saat kuliah? Ini adalah masalah ketiga ketenagakerjaan: suplai tenaga kerja tidak sejalan dengan kebutuhan industri.

“Sekarang ini orang yang lulus SMK atau perguruan tinggi  ketika masuk pasar tenaga kerja butuh berbagai training untuk meningkatkan skill mereka,” ujar Fadhil.

Menurutnya saat ini kita terlalu fokus kepada supply side, sebuah kebijakan yang menitikberatkan pada peningkatan sektor penawaran alih-alih pada demand drive mengharapkan dunia usaha berperan menggerakkan pendidikan.

“Tenaga kerja memenuhi kebutuhan dari pihak yang perlu tenaga kerja tersebut, yang terjadi supply driven. Pemerintah atau  swasta yang mengadakan tenaga kerja harusnya melakukan demand driver,” ujar Fadhil.

Baca Juga: Masalah Tenaga Kerja, Pemkab Bogor Akan Luncurkan Bogor Carries Center

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya