TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pak Jokowi, Ini Nih 4 Permasalahan Pembangunan SDM di Indonesia

Target pembangunan SDM di Indonesia bisa terbentur isu ini

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Jakarta, IDN Times – Salah satu program prioritas Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo di periode kedua adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dalam pidato nota keuangan 2020 di hadapan DPR, DPD dan MPR 16 Agustus lalu, Jokowi acap menyebut SDM berperan penting dalam pertumbuhan negara.

Namun, nampaknya tidak akan semudah itu. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus dalam sebuah diskusi memaparkan 4 isu dan tantangan terkait pembangunan SDM, apa saja?

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas SDM, Pendidik Wajib Melek Teknologi Digital

1. Produktivitas relatif rendah dan sulit meningkat

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Heri mengatakan tingkat produktivitas Indonesia masih relatif tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. “Ini diukur dengan GDP (Gross Domestic Product) sejak 2011 di mana Indonesia cenderung konstan,” ujarnya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan produktivitas sulit meningkat. Salah satunya karena belum didukung oleh bekal keterampilan yang memadai. “Khususnya dalam menghadapi industrialisasi terlebih lagi digitalisasi,” kata Heri.

2. Institusi pendidikan belum mampu menjawab tantangan peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja

IDN Times/Arief Rahmat

Heri mempresentasikan data yang menyatakan rendahnya pekerja di Indonesia berdasarkan pendidikan. Hingga Agustus 2018, sebesar 58,78 persen pekerja di Indonesia masih tamatan pendidikan rendah. "Sementara data per Februari 2019 tercatat 58,26 persen," sebutnya.

Dengan mayoritas tenaga kerja yang memiliki keterbatasan skill maka akan sulit untuk meningkatkan produktivitas dan bersaing. "Oleh sebab itu, perlu ada terobosan untuk mengatasi pekerja yang 58,26 persen tersebut," ujarnya.

Data lain memperlihatkan jumlah angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan masih didominasi oleh tamatan SD dan SMP.

Baca Juga: KemenPPPA: SDM Unggul Dimulai dari Ibu yang Sehat Fisik dan Mental

3. Gap antara kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja masih lebar

Ilustrasi bursa tenaga kerja (IDN Times/Galih Persiana)

Menurut Heri, beberapa program pelatih atau sertifikasi yang telah dilakukan juga belum efektif. “Dari profil ini, masih banyak angkatan kerja yang telah mengikuti pelatihan atau sertifikasi yang justru belum bekerja,” kata dia.

Heri lalu mempertanyakan rencana program kartu prakerja: Bagaimana jika pemegang kartu tersebut tidak kunjung mendapatkan pekerjaan?

Baca Juga: Jokowi Minta Semua Kementerian Prioritaskan Pembangunan SDM

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya