TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penjualan BBM Turun, Pendapatan Pertamina Bisa Jeblok hingga 45 Persen

Volume penjualan BBM diprediksi turun hingga akhir tahun

Terlihat lengang, salah satu SPBU di Kabupaten Tuban ini tak melayani pembelian BBM karena pasokan berkurang. IDN Times/Imron

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina mengatakan akibat pandemik virus corona, Pertamina memprediksi akan terjadi penurunan penjualan bahan bakar minyak (BBM). Dengan kondisi demikian, Pertamina pun diproyeksikan akan mengalami penurunan pendapatan.

"Kita sudah prediksi bahwa sampai akhir tahun itu akan terjadi secara volume penurunan minimal sekitar 26 persen," kata Nicke dalam diskusi virtual, Senin (15/6).

Hingga berapa besar proyeksi penurunan pendapatan Pertamina?

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, Pertamina akan Sesuaikan Harga BBM? 

1. Masalah di sektor hulu dan hilir

Dirut Pertamina, Nicke Widyawati (IDN Times/Aldila Muharma)

Selain akibat COVID-19, Nicke menyebut masalah jatuhnya harga minyak dunia juga berpengaruh terhadap sektor hulu dan hilir Pertamina.

"Dengan penurunan harga minyak kita kena di masalah harga. Jadi volume penjualan di hilir berkurang dan harga minyak di hulu juga berkurang," ujarnya.

2. Skenario sangat berat bagi Pertamina

Ilustrasi kilang minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Pada April lalu dalam rapat secara online bersama Komisi VII DPR RI, Nicke mengatakan profit perusahannya turun hingga 51 persen akibat wabah virus corona. Penurunan itu merupakan skenario sangat berat dengan asumsi harga Indonesian crude price (ICP) US$31 per barel dan nilai tukar Rp20.000 terhadap dolar.

"Itu dengan asumsi yang sudah ditetapkan pemerintah. Bahkan untuk cash flow lebih berat lagi karena kita banyak berikan fasilitas kredit ke pelanggan karena semua pihak kesulitan cash flow, jadi berikan keringanan ke prime customer," kata Nicke.

Nicke menjabarkan, untuk skenario sangat berat tersebut, maka revenue Pertamina akan turun 44,66 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Atau menurun 39,38 persen dari pertumbuhan year on year 2019-2020.

Secara rinci, berdasarkan potensial penurunan dari RKAP, sektor hulu Pertamina akan turun 59,19 persen, sektor hilir turun 45,85 persen, subholding gas turun 14,33 persen dan finance & service sub turun 47,01 persen.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Naik di AS, Harga Minyak Merosot 2 Persen

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya