TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PT Pos Indonesia Bantah Soal Kebangkrutan, Ini 4 Poin Penjelasannya

Ada banyak proses bisnis dan data yang membantah

IDN Times/M.Idris

Jakarta, IDN Times - PT Pos Indonesia (Persero) membantah pernyataan anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka yang menyebut Pos Indonesia sedang mengalami krisis keuangan.

“Benarkah Pos bangkrut atau pailit?” Jawabannya, Tidak benar,” kata Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono dalam siaran pers di Jakarta, Senin (22/7).

Ada beberapa alasan yang Gilarsi mengatakan Pos Indonesia tidak bangkrut, apa saja?

Baca Juga: POS Indonesia Luncurkan Chatbot, Buat Apa Ya?

1. Tugas besar Pos Indonesia yang perlu biaya

IDN Times/M.Idris

Gilirasi membenarkan bahwa diperlukan keterlibatan pemerintah untuk melakukan proses penyehatan Pos Indonesia yang sudah lama tertunda. Dalam rangka penugasan ini Pos Indonesia memikul dua tugas besar yakni: Beban masa lalu sebelum terjadinya liberalisasi. Kedua, penugasan PSO (Public Service Obligation) yang belum mendapatkan kompensasi sesuai dengan tugas yang dipikul.

Selain itu ada jasa yang diberikan Pos Indonesia seperti:  Pengantaran / kurir (surat, paket, e-commerce), logistik, jasa keuangan, dan layanan pemerintah seperti PSO, distribusi materai dan lainnya.

“Apakah ada perusahaan yang tidak perlu working capital? Jawabannya, tidak ada. Demikian juga Pos Indonesia. Kami perlu modal kerja untuk mendanai operasi, mendanai tagihan, dan lain-lain,” kata Gilarsi.

2. Modal kerja dipinjam dari bank, bukan untuk menggaji karyawan

IDN Times/M.Idris

Dengan adanya beban kerja yang besar seperti di atas, Gilarsi membantah pernyataan yang menyebut Pos Indonesia meminjam bank untuk gaji karyawan.

“Modal kerja itu dipinjam dari bank. Pinjaman ini unpledged, artinya tidak ada aset yang diagunkan. Membayar gaji termasuk dalam biaya operasi. Tapi bukan berarti pinjam uang untuk bayar gaji. Intinya tidak akan ada bank yang may memberi pinjaman untuk tujuan bayar gaji,” bantahnya.

Baca Juga: Tetap Eksis di Era Digital, Pos Indonesia Luncurkan POSGIRO MOBILE

3. Perputaran uang besar di Pos Indonesia

IDN Times / Auriga Agustina

Gilarsi juga menjelaskan besarnya perputaran uang di Pos per bulan rata-rata sekitar Rp20  triliun karena pos punya jasa keuangan. Selain itu, saat ini Pos Indonesia sedang melakukan transformasi bisnis meliputi semua aspek: bisnis, SDM, penguatan anak usaha, pengembangan produk baru, dan lain-lain.

“Pos mendapat rating A- dari lembaga pemeringkat nasional terkemuka PEFINDO. Bahwa perusahaan struggle dalam menghadapi disrupsi itu tidak unik dan wajar saja,” ucapnya.

Baca Juga: Pegawai PT Pos Indonesia Berunjuk Rasa di Istana Minta Dibayar Gaji

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya