TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rugi Hingga Rp13 Triliun, Kapan Mal Bisa Pulih Sepenuhnya?

Sudah dua bulan mal ditutup

Suasana di salah satu pusat perbelanjaan Palembang di masa COVID-19 (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jakarta, IDN Times - Pusat perbelanjaan atau mal menderita kerugian hingga Rp13 triliun setelah sekitar dua bulan ditutup akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai bentuk pencegahan penularan virus corona. Pemerintah kini berencana membuka kembali mal, namun belum dipastikan kapan.

Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) berharap pembukaan mal bisa dilakukan secepatnya karena berpengaruh pada perekonomian, khususnya industri retail. 

"Kalau perbelanjaan turun drastis, ada harapan juga lebih cepat pulih ekonomi kita. Kalau diperkenankan jalan sekarang (buka mal), perekonomian kita lebih gampang take off-nya. Kalau ditunda lagi sampai bulan depan makin susah take off," kata Ketua Umum APPBI Stevanus Ridwan kepada IDN Times, Kamis (28/5).

Lalu kapan mal bisa pulih?

Baca Juga: Lempar-Lemparan Isu Mal Buka di DKI Jakarta, Anies VS Asosiasi

Stevanus mengatakan, jika pemerintah membuka kembali mal pada Juni ini, maka pusat perbelanjaan bisa pulih atau recover paling cepat satu hingga satu setengah tahun ke depan.

"Karena kita belum tahu kapan vaksinnya ada. PSBB kan udah gak ada larangan tapi (mal) sudah sepi sendiri," katanya.

Ia pun meyakini hingga akhir tahun ini setidaknya industri pusat perbelanjaan bisa pulih 50 persen. "Kalu buka sekarang 50 persen bisa akhir tahun. Tapi itu juga masih rugi. Tapi paling gak tenaga kerja bisa kembali," ucapnya.

1. Paling cepat recovery tahun depan

Suasana pusat perbelanjaan Bintaro Jaya Xchange di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/3/2020) (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

2. Berdampak kepada 327 ribu pekerja mal

Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Kota Medan (Istimewa)

APBBI mencatat setidaknya ada 80 mal di Jakarta yang mempekerjakan hingga 160 ribu karyawan. Jumlah karyawan mal di Jakarta ini hampir setengah jumlah karyawan mal di Indonesia yang mencapai 327 ribu pekerja. Termasuk pekerja di retail, petugas pengamanan, pengelola mal dan lainnya.

Stevanus berpandangan, jika mal tidak dibuka secepatnya akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup pekerja.

"(Kalau mal dibuka) karyawan bisa kembali kerja karena mereka kekurangan uang banget. Jadi setengah mati sampai berutang. Jadi kalau makin ditunda tabungan mereka bisa habis. Kalau udah makin lama, makin susah bukanya. Bukan izin yang susah tapi bisnisnya karena uang masyarakat juga udah pada habis kan," papar Stevanus.

Baca Juga: Jelang New Normal Jabar, Dinkes Minta Mal Batasi Jumlah Pengunjung

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya