TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Keok terhadap Dolar setelah Beberapa Hari Perkasa, Ada Apa?

Hampir tembus Rp14.000 per dolar AS, eh sekarang naik lagi

(IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (11/11/2020) sore ditutup melemah. Rupiah keok minus 35 poin atau 0,25 persen menjadi Rp14.073 per dolar AS.

Berdasarkan grafik dari RTI, pergerakan rupiah hari cenderung naik turun bahkan dominan melemah. Rupiah berada dalam posisi terbaiknya di level Rp14.011 per dolar AS dan level terendahnya Rp14.104 per dolar AS.

Apa penyebab rupiah bisa keok?

Baca Juga: Rupiah Perkasa atas Dolar tapi Loyo terhadap Mata Uang Lain  

1. Minimnya pertumbuhan kredit

Ilustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan faktor utama yang membuat rupiah keok adalah minimnya pertumbuhan kredit karena terjadi penurunan dari sisi penawaran dan permintaan kredit saat stabilitas sistem keuangan nasional masih terjaga di tengah pande COVID-19. Pandangan ini merujuk pada kondisi ekonomi Indonesia sampai semester I 2020.

Perlambatan ini terjadi, seiring menguatnya perilaku risk-averseness perbankan di tengah risiko kredit yang meningkat sehingga semakin selektif dalam menyalurkan kredit dan perilaku wait-and-see korporasi serta rumah tangga yang mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pembiayaan.

"Sehingga sangat wajar kalau pandemi COVID-19 saat ini telah mengakibatkan aktivitas perekonomian mandek, pengangguran meningkat, dan menurunkan pendapatan masyarakat," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/11/2020).

Bank Indonesia menilai fungsi intermediasi perbankan perlu ditingkatkan karena pertumbuhan kredit bank hanya mencapai 1,49 persen sampai akhir semester I 2020.

2. Investor panik karena pandemik COVID-19

ilustrasi uang (IDN Times/Umi Kalsum)

Ibrahim menilai faktor kedua adalah paniknya investor di pasar keuangan karena pandemik COVID-19 sehingga menyebabkan aliran modal keluar (capital outflows) yang besar dan melemahkan nilai tukar di dunia, termasuk mata uang garuda.

Baca Juga: Biden Unggul dan Ekonomi RI Minus 3,49 Persen, Rupiah Ditutup Perkasa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya