Biden Unggul dan Ekonomi RI Minus 3,49 Persen, Rupiah Ditutup Perkasa

Rupiah ditutup di level Rp14.388 per dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (5/11/2020) sore ditutup menguat. Rupiah naik 39 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.388 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan ada dua sebab penguatan rupiah pada penutupan sore ini. Pertama karena efek calon Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang unggul dalam penghitungan suara atas Donald Trump di Pilpres AS. Faktor kedua adalah rilis BPS terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III minus 3,49 persen.

1. Efek keunggulan Biden terhadap rupiah

Biden Unggul dan Ekonomi RI Minus 3,49 Persen, Rupiah Ditutup PerkasaCalon presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden menarik turun masker pelindungnya saat ia berbicara dalam acara kampanye di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, Minggu (1/11/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Joe Biden hingga saat ini memiliki 264 dari 270 suara elektoral yang diperlukan untuk menyatakan kemenangan, dibandingkan dengan 214 suara dari Presiden Donald Trump. Ibrahim menilai pemilu AS sekarang bergantung pada penghitungan suara dari beberapa negara bagian yang tersisa, dan Trump sudah mengajukan tuntutan hukum dan penghitungan ulang di Pennsylvania dan Michigan.

"Harapan bahwa kemenangan Biden akan mengambil nada yang sedikit lebih lembut pada kebijakan perdagangan kemungkinan akan melemahkan dolar terhadap mata uang negara-negara yang sering menghadapi ancaman tarif selama pemerintahan Trump," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/11/2020).

Bahkan Ibrahim menilai jika Biden berhasil mengatasi tantangan hukum dari Trump untuk menjadi presiden berikutnya, Partai Republik tampaknya akan mempertahankan kendali Senat dan dapat menggunakannya untuk menghalangi agenda kebijakan fiskal Biden.

"Program-program pemerintahan akan mendapatkan tantangan apalagi Joe Biden akan menaikkan pajak perusahaan. Namun, pemerintah yang terpecah juga mengurangi kemungkinan stimulus fiskal yang besar, yang dapat dilihat sebagai hal yang negatif," katanya.

Baca Juga: [BREAKING] Indonesia Susul Singapura hingga AS Terjun ke Jurang Resesi

2. Meski minus, pertumbuhan ekonomi kuartal III lebih baik dari sebelumnya

Biden Unggul dan Ekonomi RI Minus 3,49 Persen, Rupiah Ditutup PerkasaIlustrasi Harga Saham Naik (Bullish) (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski pertumbuhan ekonomi kuartal III minus 3,49 persen, Ibrahim yakin perekonomian Indonesi akan berbalik positif jika performa ini bisa dipertahankan dan pemerintah provinsi tidak menerapkan PSBB total.

Seluruh komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) membaik pada kuartal III-2020 dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama ditopang oleh realisasi belanja bansos dan dukungan dunia usaha terutama UMKM. Percepatan belanja negara meningkat pesat pada triwulan III telah membantu peningkatan atau pembalikan dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan positif 9,8 persen year on year (YoY).

Peran stimulus fiskal melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga belanja negara secara keseluruhan turut mendorong rupiah sore ini.

"Namun yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah mendongkrak konsumsi rumah tangga. Pada Kuartal Ketiga, konsumsi rumah tangga masih tumbuh negatif 4,04 persen YoY. Penyebabnya adalah konsumsi masyarakat menengah ke atas terbatas karena pandemi COVID-19 belum berakhir dan karena konsumsi rumah tangga menengah-atas didominasi barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas," katanya.

3. Rupiah menguat dari pagi

Biden Unggul dan Ekonomi RI Minus 3,49 Persen, Rupiah Ditutup PerkasaIlustrasi nilai tukar rupiah terhadap dollar naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat 185 poin atau 1,27 persen ke posisi Rp14.380 per dolar AS. Sementara itu kurs Bank Indonesia (BI) tercatat sebesar Rp14.439 per dolar AS.

Mata Uang Garuda tercatat paling berotot dibanding penguatan mata uang sejumlah negara lain di kawasan Asia. Yen Jepang misalnya, terpantau menguat 0,19 persen, sedangkan dolar Hong Kong naik 0,02 persen. Adapun peso Filipina naik 0,02 persen, sementara baht Thailand melemah 0,12 persen.

Baca Juga: Raih 264 Electoral Vote, Joe Biden Semakin Dekat ke Gedung Putih

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya