Tanoto Foundation Bantah Pakai Dana Pemerintah untuk Pendidikan
DPR berencana memanggil Tanoto Foundation
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tanoto Foundation membantah menggunakan dana pemerintah untuk pengembangan program pendidikan. Hal ini terkait Program Organisasi Penggerak Kemendikbud yang sedang ramai diperbincangkan.
Communications Director Tanoto Foundation, Haviez Gautama, mengatakan Tanoto Foundation dipilih oleh Kemendikbud menjadi salah satu pelaksana Program Organisasi Penggerak (POP).
Dalam program ini, Kemendikbud mengundang seluruh organisasi massa (ormas) di Indonesia untuk berkompetisi membangun sekolah penggerak dan menyediakan pilihan kepada ormas untuk membiayai pelaksanaan POP secara mandiri (dengan dana sendiri) dan/atau mengajukan permohonan pendanaan kepada pemerintah.
"Dengan demikian keikutsertaan dalam POP, melalui Program PINTAR Penggerak, didesain tidak menggunakan dana pemerintah, namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai investasi lebih dari Rp50 miliar untuk periode dua tahun (2020-2022)," kata Haviez dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (22/7/2020).
1. Kok bisa Tanoto Foundation terpilih?
Proses seleksi POP dilakukan terhadap 324 proposal dari 260 Ormas. Dari jumlah tersebut kemudian dipilih 183 proposal dari 156 ormas. Melalui Program PINTAR Penggerak, Tanoto Foundation akan bekerja untuk mengembangkan kapasitas tenaga pengajar di 260 Sekolah Penggerak (160 Sekolah Dasar dan 100 Sekolah Menengah Pertama) rintisan di empat kabupaten, yakni Kampar (Riau), Muaro Jambi (Jambi), Tegal (Jawa Tengah) dan Kutai Barat (Kalimantan Timur).
Haviez mengatakan Tanoto Foundation bukan program corporate social responsibility (CSR) dari suatu grup bisnis, melainkan inisiatif independen untuk mendukung pemerintah meningkatkan prestasi siswa Indonesia.
"Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi yang bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lainnya dalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia sejak 1981," katanya.
Baca Juga: Dikritik DPR, Ini Penjelasan Tanoto Foundation soal POP Kemendikbud