Dikritik DPR, Ini Penjelasan Tanoto Foundation soal POP Kemendikbud

Tanoto Foundation memilih jalur pembiayaan mandiri

Jakarta, IDN Times - Tanoto Foundation angkat bicara mengenai keterlibatannya dalam Program Organisasi Penggerak Kemendikbud yang sedang ramai diperbincangkan. Communications Director Tanoto Foundation, Haviez Gautama, mengatakan Tanoto Foundation bukan program corporate social responsibility (CSR) dari suatu grup bisnis, melainkan inisiatif independen untuk mendukung pemerintah meningkatkan prestasi siswa Indonesia.

"Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi yang bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lainnya dalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia sejak 1981," kata Haviez dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (22/7/2020).

1. Tanoto Foundation memilih jalur pembiayaan mandiri

Dikritik DPR, Ini Penjelasan Tanoto Foundation soal POP KemendikbudImplementasi Program PINTAR Tanoto Foundation di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Dok. IDN Times)

Haviez menjelaskan, Tanoto Foundation dipilih oleh Kemendikbud menjadi salah satu pelaksana Program Organisasi Penggerak (POP). Dalam program ini, Kemendikbud mengundang seluruh organisasi massa (ormas) di Indonesia untuk berkompetisi membangun sekolah penggerak dan menyediakan pilihan kepada ormas untuk membiayai pelaksanaan POP secara mandiri (dengan dana sendiri) dan/atau mengajukan permohonan pendanaan kepada pemerintah.

"Tanoto Foundation selalu berkomitmen mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri. Dengan demikian keikutsertaan dalam POP, melalui Program PINTAR Penggerak, didesain tidak menggunakan dana pemerintah, namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai investasi lebih dari Rp50 miliar untuk periode dua tahun (2020-2022)," jelasnya.

Baca Juga: Nadiem Resmikan Merdeka Belajar Episode 4 Program Organisasi Penggerak

2. Tanoto Foundation terpilih dari 260 ormas

Dikritik DPR, Ini Penjelasan Tanoto Foundation soal POP KemendikbudPara kepal sekolah dan pengawas yang mengikuti pelatihan dari Tanoto Foundation di Bontang (Dok. IDN Times/Istimewa)

Proses seleksi dilakukan terhadap 324 proposal dari 260 Ormas, di mana terpilih 183 proposal dari 156 ormas.

Melalui Program PINTAR Penggerak, Tanoto Foundation akan bekerja untuk mengembangkan kapasitas tenaga pengajar di 260 Sekolah Penggerak (160 Sekolah Dasar dan 100 Sekolah Menengah Pertama) rintisan di empat kabupaten, yakni Kampar (Riau), Muaro Jambi (Jambi), Tegal (Jawa Tengah) dan Kutai Barat (Kalimantan Timur).

3. Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation bakal dipanggil DPR

Dikritik DPR, Ini Penjelasan Tanoto Foundation soal POP KemendikbudImplementasi Program PINTAR Tanoto Foundation di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Dok. IDN Times)

Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mengatakan pihaknya segera memanggil yayasan Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation yang masuk ke dalam Organisasi Penggerak.

"Kami segera memanggil kedua yayasan tersebut," ujar Huda. Sebelumnya, Huda mempertanyakan kedua organisasi tersebut. Sebab, dua entitas itu masuk dalam kategori Gajah yang bisa mendapatkan hibah hingga Rp20 miliar per tahun.

"Kami tidak memungkiri jika program organisasi penggerak bisa diikuti oleh siapapun yang memenuhi persyaratan. Kendati demikian harus digarisbawahi bahwa program organisasi penggerak juga merupakan upaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya yang bergerak di bidang pendidikan," kata Huda.

Jika kedua yayasan perusahaan tercantum dalam Program Organisasi Penggerak, jelasnya, otomatis akan mendapatkan dana dari pemerintah.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Luncurkan Program Guru Penggerak, Apa Itu?

4. Kemendikbud mengalokasikan Rp559 miliar untuk Program Organisasi Penggerak

Dikritik DPR, Ini Penjelasan Tanoto Foundation soal POP KemendikbudMenteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim (Dok. Biro Humas Kemendikbud)

Program Organisasi Penggerak merupakan upaya untuk melibatkan entitas-entitas masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan dalam meningkatkan kapasitas tenaga pendidik di Indonesia. Untuk mendukung program itu, Kemendikbud mengalokasikan anggaran hampir Rp559 miliar. Anggaran tersebut akan dibagikan untuk membiayai pelatihan atau peningkatan kapasitas yang diadakan organisasi masyarakat yang terpilih.

Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation termasuk 2 dari 156 ormas yang lolos sebagai Organisasi Penggerak. Mereka masuk Organisasi Penggerak dengan Kategori Gajah. Untuk kategori ini organisasi penggerak bisa mendapatkan alokasi anggaran hingga Rp20 miliar per tahun dengan sasaran lebih dari 100 sekolah baik jenjang PAUD/SD/SMP.

Program Organisasi Penggerak merupakan salah satu program unggulan Kemendikbud. Program itu bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru penggerak untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peserta didik. Dalam program ini, Kemendikbud akan melibatkan organisasi-organisasi masyarakat maupun individu yang mempunyai kapasitas untuk meningkatkan kualitas para guru melalui berbagai pelatihan.

Organisasi yang terpilih dibagi kategori III yakni Gajah, Macan, dan Kijang. Untuk Gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp20 miliar/tahun, Macan Rp5 miliar per tahun, dan Kijang Rp1 miliar per tahun.

Baca Juga: Muhammadiyah Mundur dari POP Bentukan Nadiem, Ada Apa?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya