TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tumbang di 2020, Menkeu Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2021

Tapi dengan sejumlah syarat yang harus diperhatikan

APBN KiTa, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Menkeu Sri Mulyani (IDN Times/Helmi Shemi)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani percaya diri alias pede pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tembus lima persen di tahun 2021, meski tahun ini perekonomian Indonesia habis-habisan karena pandemik COVID-19.

Pada kuartal II, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi menjadi minus 5,32 dan diperkirakan akan mengalami resesi pada kuartal III ini meski tidak separah kuartal II.

"Ekonomi Indonesia akan mulai pulih pada kuartal III dan kuartal IV dan akselerasi akan terjadi di 2021. Kita proyeksikan ekonomi pada kisaran 5,0 persen," kata Sri Mulyani pada konferensi pers pada Selasa (29/9/2020).

Meski demikian, Sri Mulyani mewanti-wanti ada sejumlah syarat yang harus dilakukan agar target tersebut bisa tercapai, apa saja?

Baca Juga: Duh! Kemenkeu Sebut Indonesia Sudah Resesi Sejak Kuartal I 2020

1. Penanganan COVID-19

Ilustrasi masker yang digunakan oleh lanjut usia (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Kalau perekonomian Indonesia melesat di 2021, kata Sri Mulyani, syarat pertama adalah pengendalian COVID-19 dan ketersediaan vaksin. Baik vaksin dari Indonesia atau bekerja sama dengan negara dan lembaga internasional.

"Timeline vaksin bisa mengurangi ketidapastian pada akhir tahun dan awal tahun. Kalau bisa dapat vaksin dan melakukan vaksinisasi secara luas maka kita mampu akselerasi pertumbuhan ekonomi," katanya.

2. Kebijakan fiskal pemerintah

Mensos Juliari P Batubara salurkan bansos di Natuna (Dok. Kemensos)

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan dukungan kebijakan fiskal dan lanjutan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) perlu diperbuat. Dari sisi permintaan atau demand misalnya, ia mengatakan bantuan bansos dan BLT akan terus diupayakan. Dari sisi suplai, pemerintah akan fokus pada insentif pajak, bantuan kredit dan penjaminan bagi UMKM dan korporasi.

"Ini diharapkan bisa jadi akselerasi dan jadi stimulus katalis bagi permintaan kredit modal kerja dan kredit investasi," ujarnya.

Baca Juga: Menengok Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, Siapa yang Terparah?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya