TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Berjualan Online di Media Sosial Bagi Para Millennial

Bikin usahamu makin optimal #4GPlusKuat #MakinKuatInternetan

pexels.com/picjumbo.com

Media sosial menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan segala utilitasnya, media sosial digunakan oleh banyak orang beragam motivasi, mulai dari komunikasi hingga ekonomi.

Banyak dari pengguna media sosial kini, termasuk di dalamnya kelompok millennial, telah memanfaatkan media sosial untuk membuka lapaknya sendiri. Geliat pasar media sosial ini tak kalah dengan e-commerce besar yang juga turut meramaikan pasar lokal dan internasional.

Akan tetapi, dalam pengoperasian sebuah usaha di media sosial, diperlukan beberapa tips yang disesuaikan dengan karakteristik penggunaan media sosial itu sendiri. Hal tersebut ditujukan agar operasional usaha dapat berjalan dengan maksimal.

Berikut beberapa tips berjualan online di media sosial untuk para millennial.

1. Bidik kelompok sasaran

pexels.com/rawpixel

Dalam membuka sebuah usaha, pasti terdapat produk yang akan ditawarkan kepada calon konsumen. Baik itu produk berupa barang atau pun jasa, masing-masing produk memiliki target pasar dengan karakteristik tertentu. Oleh karenanya, penting bagi para milenial yang akan memulai usaha untuk mengetahui karakteristik target konsumennya terlebih dahulu.

Lebih jauh, hal tersebut meliputi aspek karakteristik konsumen dalam perilaku pencarian produk, mekanisme pembelian produk, sampai pada bagaimana kemungkinan untuk menjadi pelanggan.

Selain itu, penting pula untuk diperhatikan media sosial mana yang lebih potensial untuk menjangkau target pasar yang dituju. Meskipun dalam perkembangannya, perluasan lini media sosial juga baik untuk dilakukan guna memperluas target pasar.

2. Berikan informasi lengkap

pexels.com/pixabay

Sebelum melakukan transaksi pembelian, calon konsumen cenderung akan melihat dan meneliti detail terkait produk yang akan dibelinya terlebih dahulu.

Sebagai penyedia produk, para millennial pelaku usaha dapat memberikan informasi selengkap mungkin mengenai produk yang ditawarkan. Informasi lengkap ini baiknya juga tak hanya seputar produk. Kelengkapan informasi seperti bagaimana mekanisme pembelian dan detail pengiriman biasanya menjadi salah satu hal lain yang juga dicari oleh calon pembeli.

Selain memberikan informasi lengkap terkait hal-hal tersebut, para millennial pelaku usaha juga dapat membuat daftar jawaban dari pertanyaan yang sering ditanyakan (Frequently Asked Question/FAQ). Dibuatnya daftar FAQ tersebut akan memudahkan calon pembeli dalam mengetahui jawaban dari masalah yang dihadapinya dan juga penjual itu sendiri.

Baca Juga: Biar Laris Manis, 5 Aplikasi Marketing Tools Untuk Jualan di Instagram

3. Responsif terhadap pertanyaan dan komentar

unsplash.com/glenncarstenspeters

Kendati informasi lengkap seputar produk dan lainnya telah dimuat, pertanyaan serta komentar akan selalu dihadapkan kepada para pelaku usaha. Seberapa banyak pun pertanyaan yang didapatkan, sebisa mungkin para pelaku usaha tetap menjawab beberapa pertanyaan diantaranya. Hal tersebut utamanya meliputi pertanyaan atau komentar mengenai permasalahan yang sedang dihadapi konsumen dalam transaksi pembelian, pengiriman, sampai produk itu diterima oleh konsumen.

Penanganan krisis oleh penjual ini merupakan sebuah bentuk tanggung jawab kepada konsumen. Selain itu, penanganan krisis yang dilakukan dengan baik oleh para penjual ini juga akan berdampak baik pada meningkatnya kredibilitas usaha di mata konsumen.

Adanya interaksi yang baik antara penjual dan pembeli juga dapat menciptakan hubungan sosial yang baik serta menciptakan kemungkinan pembelian berulang di kemudian hari.

4. Gunakan gaya bahasa santai

pexels.com/rawpixel

Para millennial pelaku usaha biasanya menyasar konsumen yang juga sesama kelompok millennial. Akan tetapi, beberapa di antaranya juga menyasar kelompok generasi lain yang memiliki kecenderungan gaya komunikasi yang berbeda. Oleh karenanya, penting pula untuk menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kelompok sasaran.

Kelompok millennial biasanya akan lebih tertarik pada pesan dan terlibat dalam komunikasi yang menggunakan gaya bahasa santai. Dengan begitu, pesan yang diberikan oleh penjual akan dapat lebih diterima dengan mudah oleh para millennial lain yang menjadi target pasar.

Adapun untuk target dengan kelompok usia atau generasi lain juga dapat menggunakan gaya bahasa santai sesekali untuk menampilkan kesan dinamis dan bersahabat. Kendati begitu, baik gaya bahasa baku atau pun santai sama-sama bertujuan untuk menyampaikan pesan dengan baik kepada calon konsumen.

5. Manfaatkan fitur video dengan baik

unsplash.com/kushagrakevat

Selain foto, presentasi produk yang ditawarkan juga dapat memanfaatkan fitur media sosial yang lain seperti video. Penggunaan video untuk mempresentasikan sebuah produk ini memiliki beberapa keuntungan.

Dari sebuah video, penjual dapat memberikan informasi yang lebih lengkap melalui tampilan visual dan audio yang ada. Dengan audio visualnya, video juga mampu menarik konsumen untuk membuka dan menonton konten yang terdapat di dalamnya.

Di media sosial seperti Instagram dan Twitter, aktivitas berbagi video menjadi salah satu hal yang paling banyak dilakukan oleh para penggunanya. Dengan demikian, penggunaan video ini juga akan meningkatkan kemungkinan persebaran informasi yang lebih luas melalui pihak lain. Video juga telah banyak digunakan oleh para praktisi marketing untuk meningkatkan penjualan.

Baca Juga: Hobi Belanja Online? Ini 6 Kiat Jitu Agar Sukses Berburu Flash Sale

Writer

Ika Rofiah D.

Bercita-cita menjadi sumber kebermanfaatan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya