TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Chatib Basri: Fintech Lending Bisa Percepat Penyaluran Stimulus UMKM

Penyaluran pinjaman AFPI mayoritas ke sektor UMKM

Ilustrasi Fintech (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Industri fintech lending dinilai dapat berpartisipasi menyalurkan stimulus bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menurut ekonom, Chatib Basri, hal ini didukung keunggulan komparatif yang dimiliki industri berbasis teknologi ini.

“Dengan memanfaatkan keunggulan teknologinya, industri fintech lending dapat mendorong inklusi keuangan sekaligus turut mendukung stimulus ekonomi melalui program PEN. Dengan demikian, fintech lending turut menjadi daya ungkit untuk memulihkan ekonomi di saat krisis akibat pandemik COVID-19,” kata Chatib dalam seminar virtual, Kamis (3/9/2020).

Baca Juga: Dorong PEN, Pertamina Salurkan Modal Usaha Rp150 Miliar untuk UMKM 

1. Penyaluran pinjaman AFPI mayoritas ke sektor UMKM

Ketua AFPI Adrian Gunadi (IDN Times/Indiana Malia)

Sementara, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI Adrian Gunadi mengatakan, percepatan penyaluran stimulus diperlukan. Sebab, dampak pandemik COVID-19 menyebabkan kontraksi perekonomian nasional minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Selain itu, masih ada finance gap di Indonesia yang menurut data World Bank, sekitar Rp1000 triliun per tahun.

Sektor UMKM merupakan salah satu yang paling terdampak oleh pandemik COVID-19. Padahal, kata Adrian, UMKM adalah penyangga utama perekonomian Indonesia yang berkontribusi 57 persen terhadap Gross Domestik Brutto (GDP) dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Tanah Air.

“Dari 157 anggota AFPI, akumulasi penyaluran pinjaman secara nasional mencapai Rp113,46 triliun atau naik 153 persen pada Juni 2020 secara tahunan. Dari angka ini, mayoritas tersalurkan ke sektor produktif yakni kepada pelaku UMKM, serta kepada masyarakat underserved dan underbanked,” jelas Adrian.

2. Realisasi penyerapan anggaran PEN perlu dipercepat

IDN Times/Hana Adi Perdana

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menambahkan, program PEN sudah sangat baik dan strategis. Namun, harus dikembangkan cara untuk merealisasikan penyerapan anggarannya.

"Proses penyerapan anggaran perlu dipercepat dan menyeluruh agar kontraksi ekonomi yang terjadi tidak semakin dalam dan tidak costly. Fintech lending merupakan terobosan yang menggunakan analisa digital, dapat menjadi pintu bagi UMKM mengakses permodalan,” kata Rosan pada kesempatan yang sama.

Berdasarkan catatan Kadin Indonesia, hingga pertengahan Agustus realisasi anggaran program PEN baru mencapai Rp174,79 trilliun, atau 25,1 persen dari keseluruhan pagu anggaran yang sebesar Rp695,2 triliun. Hanya program perlindungan sosial yang realisasinya hingga 19 Agustus 2020 telah mencapai Rp 93,18 triliun.

Angka tersebut setara dengan 49,7 persen dari pagu yang sebesar Rp203,91 triliun. Penyerapan di 5 sektor lainnya masih rendah, bahkan, di sektor pembiayaan korporasi progres penyerapan anggaran untuk pembiayaan korporasi masih 0 persen.

Baca Juga: Fintech P2P Lending Kini Lebih Selektif Kasih Pinjaman 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya