TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hindari Resesi, DPR Sarankan Bansos Sembako Diubah Jadi Uang Tunai 

Tujuannya untuk mendorong daya beli masyarakat, setuju gak?

Menteri Sosial, Juliari P. Batubara bersama Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso meluncurkan Bantuan Sosial Beras (BSB) untuk menangani dampak pandemi Covid-19 di Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta di Jakarta (02/09) (Dok. Kemensos)

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid menilai bantuan sembako sebaiknya diubah ke dalam bentuk tunai. Hal itu untuk meningkatkan aktivitas ekonomi di masyarakat lokal secara langsung.

Menurut dia, bantuan sembako tidak terlalu efektif dalam mendorong daya beli sehingga tidak terjadi transaksi ekonomi di masyarakat.

"Sebagian penjual toko kelontong mengeluhkan tidak laku karena warga mempunyai stok sembako yang melimpah dari bantuan pemerintah yang didrop langsung dari para rekanan mereka dan diambil dari pusat grosir besar, yang terhubung dengan modal berputar di kota maupun impor dari luar Indonesia," katanya seperti dilansir dari ANTARA, Minggu (6/9/2020).

Baca Juga: Maaf, Korban PHK yang 'Anak Orang Kaya' Tidak Dapat Bantuan Pemerintah

1. Kemensos diminta percepat penyaluran bansos

Menteri Sosial, Juliari P. Batubara bersama Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso meluncurkan Bantuan Sosial Beras (BSB) untuk menangani dampak pandemi Covid-19 di Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta di Jakarta (02/09) (Dok. Kemensos)

Dia berharap penyaluran bantuan sosial Kementerian Sosial dipercepat guna mendorong konsumsi dan mengantisipasi dampak resesi yang dinilai sudah dekat.

"Agar Kemensos semakin mempercepat penyaluran bansos tidak hanya dalam bentuk sembako, tapi diutamakan secara tunai agar roda ekonomi dapat berputar mengatasi resesi," kata Hidayat.

2. Bansos tunai bisa menghindari ancaman resesi

Ilustrasi Uang Rp75000 (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Menurut politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, hal itu diperlukan untuk mendorong konsumsi masyarakat di kuartal III. Hal itu untuk menghindari ancaman resesi dan dampak buruk yang bisa berkepanjangan.

Ia mengingatkan konsumsi masyarakat pada kuartal II-2020 terkontraksi 5,51 persen termasuk untuk pengeluaran harian seperti makanan dan minuman.

Baca Juga: Siap-Siap, 10 Juta Keluarga Bakal Terima Bansos Beras 15 Kg Per Bulan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya