TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas Investor Borong Dolar, Emas Berjangka Kembali Jatuh 

Investor pilih dolar imbas ketidakpastian paket stimulus AS

Ilustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Emas berjangka jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah menguat sehari sebelumnya. Investor mencari perlindungan dalam dolar imbas meningkatnya kasus virus corona dan ketidakpastian atas stimulus AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 10,6 dolar AS atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 1.866,3 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (24/9/2020), naik 8,5 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.876,90 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Dolar Kian Menguat, Emas Berjangka Turun Tajam Ditinggal Investor 

1. Investor beralih ke dolar imbas ketidakpastian paket stimulus AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dollar naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Emas berjangka anjlok 39,2 dolar AS atau 2,05 persen menjadi 1.868,40 dolar AS pada Rabu (23/9/2020), setelah turun tiga dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.907,60 dolar AS pada Selasa (22/9/2020). Sebelumnya, emas berjangka juga terpuruk 51,5 dolar AS atau 2,62 persen menjadi 1.910,60 dolar AS pada Senin (21/9/2020).

"Partai Republik dan Demokrat berada di halaman yang sama tentang menempatkan beberapa stimulus, tetapi mereka tidak dapat memutuskan jumlah dan ketidakpastian yang mendorong investor menuju dolar," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di OANDA di New York, dilansir ANTARA, Sabtu (26/9/2020).

2. Emas berjangka jatuh 4,9 persen dalam sepekan

lustrasi emas batik sekar jagad (Dok. LM Antam)

Pada minggu ini, emas berjangka jatuh 4,9 persen, terbesar dalam setidaknya enam minggu, karena dolar mencatat minggu terbaiknya sejak awal April. Dolar yang lebih kuat membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut, seperti emas, lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan unit moneter lain.

Sementara, indeks dolar terus menguat pada Jumat (25/9/2020). Itu sebagai reaksi terhadap pernyataan beberapa anggota Federal Reserve yang menunjukkan konsensus sebelumnya tentang suku bunga tetap nol selama tiga tahun ke depan tidak akurat dan suku bunga bisa naik lebih tinggi.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat (25/9/2020) menunjukkan pesanan barang tahan lama meningkat 0,4 persen pada Agustus, menawarkan beberapa dukungan untuk emas dan mencegah penurunannya sampai batas tertentu.

Baca Juga: Yuk, Kenali Saat yang Tepat untuk Berinvestasi di Emas 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya