TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Miris, Petani Berpotensi Jadi Buruh Tanpa Lahan karena Hal Ini

Penduduk meningkat, lahan semakin minim

Dok.IDN Times/Istimewa

Jakarta, IDN Times - Gencarnya industrialisasi dan pembangunan infrastruktur dinilai menjadi penyebab sulitnya perluasan lahan pertanian. Menurut Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania, dua hal itu tidak jarang mengorbankan lahan pertanian.

“Perubahan lain adalah jumlah penduduk yang terus meningkat. Laju pertambahan penduduk Indonesia terjadi sangat cepat," ungkap Galuh dalam keterangan tertulis, Minggu (13/10).

1. Pemerintah diminta meningkatkan kapasitas petani

IDN Times/Daruwaskita

Galuh mengatakan, perluasan lahan bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional. Jumlah penduduk yang bertambah harus diikuti dengan kemampuan lahan pertanian untuk menyediakan pangan untuk mereka. Selain itu, pemerintah seharusnya meningkatkan kapasitas petani dengan mengadakan pelatihan, memberikan penyuluhan dan bimbingan soal penggunaan alat-alat pertanian yang lebih efisien dan pembaharuan metode tanam.

"Pemerintah perlu memikirkan bagaimana memberikan petani akses permodalan yang skema pembayarannya ramah terhadap kegiatan bercocok tanam mereka,” jelasnya.

Baca Juga: Sawah Seluas 9,676 Hektar Gagal Panen, Petani di Jateng Rugi Rp348 M

2. Petani berpotensi menjadi buruh tanpa lahan

IDN Times/Daruwaskita

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat antara 2003 hingga 2013, terdapat 16 persen penurunan jumlah rumah tangga yang memiliki lahan. Ketika jumlah rumah tangga  yang memiliki lahan pertanian antara 1 hingga 1,9 hektare dan kurang dari 3 hektare meningkat masing-masing Rp700 ribu dan Rp300 ribu, lebih dari 5 juta rumah tangga yang memiliki  kurang atau sama dengan 0,1 hektare sudah kehilangan status kepemilikan lahan.

"Mereka berpotensi menjadi buruh tani yang tidak memiliki lahan," kata Galuh.

3. Padi hibrida bisa jadi alternatif produktivitas beras

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Galuh melanjutkan, salah satu komoditas penting yang perlu dijaga ketersediaannya adalah beras. Namun, beras juga menghadapi tantangan keterbatasan lahan. Menurut dia, padi hibrida bisa menjadi alternatif peningkatan produktivitas beras nasional.

"Produktivitas padi hibrida memiliki potensi besar untuk ditingkatkan," kata Galuh.

Padi hibrida memiliki produktivitas musiman rata-rata 7 ton/ha, lebih tinggi kalau dibandingkan dengan produktivitas padi inbrida yang hanya mencapai 5,19 ton/ha. Namun, luas tanam padi hibrida hanya kurang dari satu persen dari total luas tanam padi di Indonesia dan telah mengalami stagnasi selama beberapa tahun.

Baca Juga: Petani Kepung Istana, Jokowi: Dipikir Demo, Ternyata Ucap Terima Kasih

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya