TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suku Bunga Acuan Tetap 4 Persen, Rupiah Menguat di Level 14.832

BI berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah

Ilustrasi uang. (IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Dalam perdagangan sore ini rupiah ditutup menguat tipis 10 poin di level 14.832 dari penutupan sebelumnya di level 14.842. Dalam perdagangan akhir pekan, mata uang rupiah diprediksi masih akan berfluktuasi.

"Diprediksi ditutup menguat tipis antara 5-20 poin di level 14.800-14.870," ujar Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (17/9/2020).

Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 4 Persen

1. BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan pasar

Seorang warga Semarang menukar uang peringatan kemerdekaan ke-75 RI senilai Rp 75.000 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Menurut Ibrahim, penguatan rupiah dipicu Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4 persen. Hal itu demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan yang berpotensi masih terjadi di pasar keuangan. 

"Tidak hanya suku bunga, BI juga mengumumkan bakal menempuh langkah-langkah lanjutan," katanya. Suku bunga fasilitas simpanan alias deposito facility tetap 3,25 persen dan bunga pinjaman atau lending facility sebesar 4,75 persen.

2. PSBB DKI Jakarta juga memengaruhi nilai tukar rupiah

Ilustrasi suasana PSBB. IDN Times/Yogi Pasha

Ibrahim menambahkan ketidakpastian ekonomi akibat meningkatnya kasus COVID-19 menjadi bumerang bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, kasus tertinggi di DKI Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan menyumbang 18 persen ekonomi nasional. Akibatnya, Pemerintah DKI Jakarta kembali memperketat PSBB.

"Dengan demikian, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi memangkas proyeksi perekonomian Indonesia pada tahun ini dari minus 2,8 persen menadi minus 3,3 persen. Padahal perekonomian global justru diramal membaik dari kontraksi 6 persen menjadi 4,5 persen," kata dia.

Berdasarkan laporan OECD, perbaikan proyeksi ekonomi dunia seiring pemulihan ekonomi beberapa negara seperti AS dan Tiongkok yang melebihi ekspektasi pada semester pertama tahun ini. Respons pemerintah di berbagai negara juga cukup masif.

Baca Juga: PSBB DKI Jakarta Resmi Diberlakukan, Rupiah Menguat di Level 14.880 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya