TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Terpuruk, Menko Darmin: Fundamental Ekonomi Kita Masih Kuat

Darmin meminta orang tidak bandingkan dengan krismon 1998

(Darmin Nasution) Dok.Humas Kemenko Perekonomian

Jakarta, IDN Times - Rupiah terdepresiasi signifikan. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan fundamental ekonomi Indonesia masih kuat di tengah fluktuasi kurs dolar AS. 

"Satu-satunya kelemahan kita hanya transaksi berjalannya defisit dan defisitnya 3 persen," kata Darmin di halaman Istana Negara, usai menemui Presiden Joko Widodo, Selasa (4/9).  

 

Baca Juga: Agustus Deflasi, Pemerintah Targetkan Inflasi Akhir Tahun 3,5 Persen

1. Faktor fundamental ekonomi Indonesia bisa dilihat, salah satunya, dari inflasi

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Darmin menjelaskan, faktor fundamental ekonomi Indonesia bisa dinilai dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia. Menurut Darmin, defisit transaksi berjalan pun masih lebih kecil dibanding 2014 yang mencapai 4,2 persen. 

Untuk mengurangi defisit transaksi berjalan, Darmin menambahkan, pemerintah terus memperkuat sektor riil seperti industri pariwisata, pertambangan dan ekspor industri. 

 

2. Darmin: Jangan bandingkan dengan krisis ekonomi 1998

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Selain itu, Menko meminta masyarakat tidak membandingkan kenaikan kurs dolar AS yang terjadi saat ini dengan krisis moneter pada 1998.  "Jangan bandingkan Rp14.000 sekarang (dengan) Rp14.000 di 20 tahun yang lalu," tegasnya. 

Lebih lanjut dia menjelaskan kondisi krisis ekonomi 1998. Kala itu, rupiah memang melemah di level Rp14.000. Tapi, harus dicatat bahwa pelemahan rupiah kala itu berangkat dari level Rp2.800. 

Sementara kondisi saat ini, pelemahan berangkat dari level Rp13.000 yang kemudian "naik ke Rp14.000," tegas Darmin. 

Darmin menilai kebijakan ekonomi makro yang diimplementasikan oleh pemerintah masih efektif. 

 

Baca Juga: Pelemahan Rupiah dan Krisis Argentina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya