Wacana Menahan Devisa di Tengah Gejolak Rupiah
Pemerintah tak punya instrumen menahan devisa ekspor karena
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rupiah masih bergerak di atas Rp14 ribu per dolar AS. Pagi tadi, (6/8) rupiah dibuka menguat di angka Rp14.478 per dolar AS.
Pemerintah tidak lantas diam dan berusaha memperkuat cadangan devisa. Dalam Rapat Terbatas (Ratas) Strategi Kebijakan Memperkuat Cadangan Devisa, akhir Juli lalu, Presiden Joko Widodo menekankan dua hal penting yang harus dilakukan sebagai strategi kebijakan untuk memperkuat cadangan devisa agar ekonomi Indonesia semakin kuat dan meningkat dalam menghadapi ketidakpastian global, yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor.
“Saya minta dievaluasi lagi secara detail impor, barang-barang yang tidak bersifat strategis yang perlu kita setop dulu atau dikurangi atau diturunkan,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden menekankan, bahwa situasi negara sekarang ini butuh dolar. Oleh sebab itu, Presiden meminta seluruh kementerian/lembaga betul-betul tidak ada main-main dan tidak serius menghadapi ini.
2. Menahan devisa ekspor
Wacana agar otoritas Indonesia memiliki kewenangan untuk menahan devisa ekspor. Jika devisa ekspor ini bisa ditahan untuk waktu tertentu, memang bisa menstabilkan rupiah.
Hal itu disampaikan anggota Komisi XI DPR, Sarmuji. Namun, Indonesia saat ini masih menganut rezim devisa bebas. "Maka kebijakan menahan devisa ini levelnya baru imbauan," kata dia kepada IDN Times, Senin (6/8).
Imbauan itu, kata dia, bisa efektif jika pengusaha merasa nyaman menahan devisanya di dalam negeri. Hal inilah yang harus dijamin pemerintah.
Baca Juga: Jumat Sore, Rupiah Menguat Tipis
Baca Juga: 6 Bisnis yang Untungnya Gede dengan Modal Nol Rupiah, Berani Coba?