TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Pengusaha Muda Asal Rusia Jadi Orang Terkaya di UEA

Kekayaannya 15,5 miliar dolar AS per Maret lalu

Pavel Durov (Instagram/Pavel Durov)

Intinya Sih...

  • Pavel Durov menjadi orang terkaya di UEA berdasarkan Daftar Miliarder Forbes 2024.
  • Kekayaannya mencapai 15,5 miliar dolar AS per Maret lalu dan berasal dari aplikasi perpesanan, Telegram.

Jakarta, IDN Times - Pavel Durov menjadi orang terkaya di Uni Emirat Arab (UEA) berdasarkan Daftar Miliarder Forbes 2024.

Pemuda kelahiran Rusia ini merupakan pendiri Telegram. Dia memilih meninggalkan negaranya dan menetap di UEA karena dipaksa menyerahkan data rahasia penggunannya.

Baca Juga: Daftar Orang Terkaya di Tiap Negara, dari Algeria hingga Zimbabwe

1. Kekayaan Pavel Durov

Unsplash.com/Shane

Berdasarkan Daftar Miliarder Forbes 2024, Pavel Durov merupakan orang terkaya di UEA. Kekayaannya tercatat sebesar 15,5 miliar dolar AS per Maret lalu.

Pengusaha berusia 39 tahun ini beradai di peringkat 122 orang terkaya dunia versi Forbes tahun ini. Adapun sumber kekayaan berasal dari aplikasi perpesanan, Telegram.

Baca Juga: Livia Voigt, Remaja Terkaya di Dunia 2024 Berharta Rp17 Triliun

2. Profil singkat Pavel Durov

Pavel Durov (Instagram/Pavel Durov)

Dikutip dari CNBC TV18, pengusaha yang disebut Zuckerberg-nya Rusia ini lahir di Leninggrad pada 1984. Namun dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Italia.

Dia kembali ke Rusia pada 2001 dan lulus dari Departemen Filologi Universitas Negeri St Petersburg pada 2006. Setelah lulus kuliah, dia bersama kakaknya, Nikolai Durov mendirikan VKontakte (VK) yang menjadi jejaring sosial terbesar di Rusia dengan valuasi mencapai 3 miliar dolar AS.

Enam tahun kemudian atau pada 2016, kakak beradik ini menggagalkan usaha pesaing mereka, Mail.ru untuk mengakuisisi perusahaan. Namun akhirnya, Pavel harus merelakan 12 persen saham VK karena pemilik Mail.ru berhasil mengakuisisi saham mayoritas perusahaan tersebut.

Saat menjalankan bisnisnya, Pavel berada di pihak yang berlawanan dengan pemerintah Rusia. Dia menolak memblokir halaman VK pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.

Dia juga menolak upaya dinas rahasia Rusia untuk memberikan data pengguna VK. Pavel menyebut hal itu melanggar hukum.

Pada April 2014, dia dicopot dari jabatannya sebagai CEO. Pavel menduga perusahaan tersebut diambil alih oleh sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dia pun terjerat kasus tabrak lari, yang menurutnya bermotif politik. Pavel meninggalkan Rusia tak lama setelah itu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya