Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia, Fidelity International akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 1.000 karyawan secara global pada tahun ini.
Rencana itu disampikan perusahaan dalam sebuah memo internal. Sama dengan kebanyakan perusahaan lainnya yang melakukan pengurangan karyawan, alasan Fidelity International membuat kebijakan tersebut karena efisiensi biaya.
Baca Juga: Jaringan Supermarket ke-2 Terbesar di Inggris akan PHK 1.500 Karyawan
1. Pangkas 9 persen karyawan
Ilustrasi PHK (Pixabay.com) Dikutip dari Economic Times, Fidelity memangkas 1.000 karyawan secara global atau sekitar 9 persen dari jumlah tenaga kerjanya di seluruh dunia. PHK akan dilakukan di semua lini bisnis dan wilayah perusahaan yang telah beroperasi lebih dari seperempat abad ini.
Rencana PHK itu disampaikan melalui memo internal yang ditandatangani oleh Presiden Fidelity International Keith Metters. Dia baru ditunjuk pekan lalu untuk memimpin bisnis dan menggantikan Anne Richards, yang mengundurkan diri sebagai CEO pada tahun lalu.
Baca Juga: Tertekan Aksi Boikot, Starbucks Timur Tengah PHK 2 Ribu Karyawan!
2. PHK diperkirakan bisa hemat 125 juta dolar AS
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Ilustari Gambar Uang(pexels.com/Pixabay) Perusahaan yang mengelola aset klien senilai 776 miliar dolar AS itu menyatakan, PHK merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memangkas biaya-biaya yang lebih besar. Fidelity berharap PHK ini dapat menghemat dana sekitar 125 juta dolar AS per tahun.
Adapun PHK terjadi pada saat industri pengelolaan dana mengalami kesulitan yang main meningkat. Industri ini telah berjuang untuk mempertahankan dana nasabah melalui periode pasar yang bergejolak dan suku bunga yang lebih tinggi, yang mendorong investor beralih ke investasi dengan risiko lebih rendah atau pasif.
Sebelumnya, manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock pada Januari 2024 lalu menyatakan akan memangkas sekitar 3 persen tenaga kerjanya.