TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serangan Iran ke Israel Bakal Beri Dampak Serius ke Ekonomi RI

Ada empat dampak yang akan ditimbulkan, apa saja?

Ilustrasi ekonomi

Intinya Sih...

  • Serangan Iran ke Israel dapat meningkatkan harga minyak mentah hingga 85,6 dolar AS per barel, berdampak pada subsidi energi dan pelemahan kurs rupiah.
  • Keluarnya aliran investasi asing dari negara berkembang karena meningkatnya risiko geopolitik, mempengaruhi kinerja kurs rupiah yang melemah.

Jakarta, IDN Times - Iran mulai melakukan serangan ke Israel setelah meluncurkan ratusan drone dan rudal pada Sabtu (13/4/2024). Serangan ini memberi dampak serius di dunia, termasuk bagi ekonomi Indonesia.

Menurut Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, serangan Iran ke Israel memberikan sejumlah dampak bagi ekonomi dalam negeri.

"Serangan Iran ke Israel punya 4 dampak yang serius ke ekonomi Indonesia," kata dia kepada IDN Times, Minggu (14/4/2024),

Apa saja dampak serangan tersebut bagi ekonomi Indonesia, berikut penjelasannya:

Baca Juga: Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa di Atas 100 Dolar AS per Barel

1. Memicu lonjakan harga minyak

Kilang minyak (Pixabay)

Pertama, kata Bhima, serangan Iran ke Israel bisa memicu lonjakan harga minyak mentah ke level 85,6 dolar AS per barel atau meningkat 4,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Sebagai negara penghasil minyak ke-7 terbesar di dunia, produksi dan distribusi minyak Iran bisa terpengaruh," ujar dia.

Harga minyak yang melonjak berimbas ke pelebaran subsidi energi hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam.

2. Investasi asing bisa kabur

ilustrasi investasi (vecteezy.com/pae9gagz468967)

Kedua, keluarnya aliran investasi asing dari negara berkembang karena meningkatnya risiko geopolitik.

"Investor juga mencari aset yang aman baik emas dan dolar AS, sehingga rupiah bisa saja melemah hingga 17.000 per dolar," ucap Bhima.

Adapun kurs rupiah terus melemah menjelang libur Lebaran. Berdasarkan data Google Finance per Sabtu (13/4), berada di level 16.117 per dolar AS.

3. Kinerja ekspor berpotensi tergangggu

Ilustrasi pelabuhan (https://setkab.go.id/)

Ketiga, kinerja ekspor Indonesia ke timur tengah, Afrika, dan Eropa akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat.

"Pertumbuhan ekonomi akan melambat di kisaran 4,6-4,8 persen tahun ini," kata Bhima.

Adapun pemerintah Indonesia sebelumnya telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,2 persen.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya